AMBON,MM. – Proses pemugaran Benteng Duurstede, peninggalan sejarah berusia ratusan tahun di Maluku, yang pekerjaannya sempat diisukan miring di media, ternyata dikerjakan dengan pengawasan ketat oleh Balai Sejarah mengikuti standar konservasi cagar budaya.
Proyek ini dikerjakan secara bertahap, dimulai dari studi teknis hingga pengawasan pasca pelaksanaan.
Charles Nanlohy ST selaku Pejabat pembuat komitmen PPK Wilayah XX, kepada media, Jumat (21/03/2025), mengatakan, sebelum dimulainya pekerjaan fisik, dilakukan studi teknis mendalam serta pengujian sampel bahan di Balai Konservasi Borobudur, yang memiliki fasilitas laboratorium khusus untuk bangunan cagar budaya. Kegiatan pra pemugaran ini juga didampingi oleh tenaga ahli pemugaran nasional untuk memastikan metode dan bahan sesuai dengan standar arkeologi.
Proses seleksi kontraktor dilaksanakan secara daring melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Seleksi dilakukan bersifat terbuka bagi seluruh perusahaan di Indonesia, namun dengan persyaratan ketat. Pokja (Kelompok Kerja) memilih pemenang berdasarkan kriteria khusus, sebab pekerjaan pemugaran hanya dapat dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian dan sertifikasi dalam bidang konservasi cagar budaya.
“Setelah melalui proses seleksi, Balai Sejarah menetapkan CV Diva Utama sebagai pelaksana proyek dan langsung menandatangani kontrak kerja. Selama pelaksanaan, pengawasan dilakukan secara intensif oleh tim gabungan Balai Sejarah dan tenaga ahli dari kontraktor.,”ungkapnya.
Beberapa bahan bangunan menurutnya mengalami perubahan berdasarkan hasil uji laboratorium, termasuk penggunaan semen campuran kapur sebagai pengganti semen biasa, guna menjaga keaslian dan kelestarian struktur benteng.
Diakuinya, proyek ini sempat mengalami hambatan akibat cuaca buruk, terutama hujan yang mengganggu proses pengecoran. Meski demikian, pekerjaan tetap berjalan sesuai rencana dan kini memasuki masa pemeliharaan yang berlangsung hingga 19 Mei 2025. Selama masa ini, kontraktor dan Balai Sejarah terus melakukan pengawasan intensif untuk memastikan hasil pemugaran bertahan dalam kondisi optimal.(MM-3)