AMBON,MM. – Sebanyak 5 Sanggar dan 4 Sekolah menengah Pertama yang tampil memukau dalam Gelar Musik antar Sanggar Tahun 2024 di Teater tertutup Paulus Pea Taman Budaya Provinsi Maluku, mereka akhirnya menerima dana pembinaan sebanyak 10 juta rupiah oleh penyelenggara disamping mendapat piagam penghargaan bagi semua personil peserta dari 5 sanggar dan 4 SMP.
Adapun nama-nama sanggar dan SMP yang tampil dalam panggung gelaran Seni Antar Sanggar Tahun 2024 adalah: Archa, Kelompok Musik Spiritual; Sanggar Cakadidi, Komunitas seni berbasis seni sastra; sanggar seni Amanisal, komunitas seni tari yang menampilkan tari tradisi kontemporer dari Kabupaten Maluku Tengah; sanggar Iwyolaini, komunitas seni yang menampilkan tari tradisi seka besar dari Kabupaten Maluku Barat Daya yang juga merupakan salah satu Warisan Tak Benda; Sanggar Ansambel musik Benteng Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, kelompok musik anak-anak Remaja Pemuda di kota Ambon. Sementara 4 sekolah yang merupakan proyek percontohan kurikulum wajib musik yaitu: SD Negeri Tuni Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon; SD Inpres 19 Ambon Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon; SMP Negeri 11 Amahusu Kecamatan Nusaniwe kota Ambon; dan SMP Negeri 15 Ambon, Kecamatan Teluk Ambon, kota Ambon.
Di kesempatan itu SMP Negeri 15 Ambon tampil dengan dua karyanya. Pertama. SUARA ALAMI AIR TERJUN TAENO dan lagu yang ditulis oleh legendaris musik pop Indonesia asal Maluku Glenn Fredly yang berjudul: TINGGIKAN.
Khusus untuk karya suara Air Terjun Taeno, anak-anak dari SMP Negeri 15 Ambon ini mau menggambarkan jika pulau Ambon yang indah ini menyimpan banyak tempat tersembunyi yang indah, salah satunya adalah air terjun Taeno yang terletak di Dusun Taeno desa rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon. Dan mengapa tempat ini dipilih menjadi objek observasi siswa SMP Negeri 15 Ambon.
Seperti yang bisa diketahui air terjun Taeno merupakan objek wisata alam yang menyimpan keajaiban super indah dan menenangkan, dikenal dengan nama air terjun Telaga Pange dengan ketinggian sekitar 40 meter yang dikelilingi pepohonan hijau, subur dan bebatuan besar memberikan nuansa alami dan eksotik, suara gemericik air yang jatuh dari ketinggian menciptakan suasana damai, suasananya tenang, airnya segar bagaikan surga yang tersembunyi, angin yang bertiup di sela-sela pepohonan yang rimbun menambah kesejukan. Inilah gambaran keadaan alam air terjun Taeno yang dikemas dalam bentuk komposisi eksplorasi bunyi, karya siswa SMP Negeri 15 Ambon dengan menggunakan 6 instrumen musik tradisi yang kurikulum muatan lokal wajib Kota Ambon, di antaranya tifa, rebana jukulele, suling bamboo, Bonang totobuang dan Hawaian.
Selain itu mereka juga menampilkan instrumen lagu TINGGIKAN yang dimainkan oleh siswa SMP Negeri 15 Ambon yang menggambarkan sebuah pesan semangat untuk orang Maluku agar meraih masa depan walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi tetapi tetap teguh, sesuai dengan gambaran lirik lagu tersebut yakni dibesarkan oleh langit dan gelombang, dibesarkan oleh api dan batu karang, ayah dan ibu adalah matahari dan rembulan kita digariskan lebih dari pemenang.
Sementara itu, ARCHA, yang merupakan kelompok musik spiritual berbasis di Maluku yang mencoba menggali dan menghidupkan kembali mantra-mantra serta lirik-lirik dalam bahasa tua Maluku yang hampir punah.
Karya-karya Archa mencerminkan nilai-nilai spiritual serta kehidupan masyarakat Maluku seperti ritual pemanggil hujan, lagu duka hingga harapan. Berbagai pertunjukan telah menampilkan menampilkan karya mereka termasuk rempah gunung di Ambon, Laut Loud di kapal Arka Kinari dan Indonesian music Expo di Bali. Dan pada tanggal 16 November nanti Archa akan menampilkan karyanya di panggung Internasional yaitu Ulsan Asia Pacific Music meeting dan Daegu Community cultural culture Center di Korea Selatan.
Menariknya, pada pertunjukan kali ini Archa menampilkan dua komposisi Alahita dan Sanas. Alahita, adalah karya yang ditulis oleh Wesley Johanes adalah doa yang dinyanyikan sebelum perang. Sementara Sanas adalah makhluk halus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan air sebagai perantara. Adapun karya ini diciptakan oleh Morika Tetelepta.
Di akhir perjukkan gelar Musik Antar Sanggar tahun 2024, Kepala Taman Budaya Provinsi Maluku, Rosandra Alfons/Tuapattinaya mengatakan sebagai wujud pengembangan dan pembinaan sekaligus apresiasi terhadap komunitas seni dan sanggar yang ada di Kota Ambon, Taman Budaya provinsi Maluku memberikan piagam penghargaan dan dana pembinaan kepada 4 sekolah di loting project dan 5 sanggar yang telah mempersembahkan karya-karyanya dalam pentas gelar seni antar sanggar tahun 2024.(MM-3)