AMBON,MM. – Istri dan anak dari Almarhum Drs. Piet R. Sahertian mengaku kecewa, atas upaya mediasi yang dilakukan oleh Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Leasse tidak membuahkan hasil.
Mediasi yang dilakukan, terkait dengan perebutan jenasah mendiang Piet Sahertian, yang meninggal di Jakarta dan kini telah dimakamkan di Ambon.
Kekecewaan ini disampaikan Ny Mathilda Sahertian Malaiholo dan anaknya Alice Sahertian, usai mengikuti mediasi di Mapolresta Ambon, kemarin.
Keduanya mengaku merasa ditipu, karena jenasah mendiang suami dan ayah tercinta mereka yang akan dimakamkan di Jakarta, telah diculik dan dilarikan ke Ambon, oleh orang-orang yang tidak sepenuhnya berhak atas jenazah tersebut.
Awalnya, perebutan jenazah antara Ny. Mathilda, Alice Sahertian dan Elsye Sahertian dan keluarga di Ambon, telah melalui proses panjang mediasi dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Polsek Nusaniwe.
Namun ternyata mediasi tidak membuahkan hasil, sehingga Ny. Mathilda dan anaknya Alice Sahertian meminta Kapolresta pulau Ambon dan P Lease, Kombes Pol. Driyano Andri Ibrahim agar memediasi pertemuan bersama antara Ibu Mathilda dan anak kedua almarhum, Alice Sahertian di satu pihak, dan Elsye Sahertian dan keluarga lain yang tinggal di Ambon pada pihak lainnya.
Pertemuan pun akhirnya berlangsung di ruang Kapolresta P.Ambon dan PP. Lease pada Selasa, (15/10/2024), namun gagal menghasilkan kesepakatan yang diharapkan.
Alice Sahertian yang mewakili Ahli waris dari Jakarta mengaku bingung dengan mediasi dalam upaya mengembalikan jenazah suami dan ayah mereka ke Jakarta.
“Mediasi-mediasi itu gak masuk akal buat saya..gak masuk akal karena pada akhirnya Polisi pun tidak bisa menegakkan..walau pun mereka tau nich yang punya ibu saya kan? Tapi mereka tak bisa menegakkan,”ujar Alice kesal .
Menurutnya yang diharapkan oleh pihak kepolisian adalah kedua belah pihak bisa menemukan titik terang, namun baginya hal itu tidak mungkin terjadi, karena pihaknya selaku orangtua dan kakak harus berhadapan dengan orang “gila”.
“Pihak kepolisian mereka mementingkan bagaimana untuk menjaga keamanan tapi benar-benar gak ada gunanya untuk saya, “sebut Alice
Merasa kecewa dengan hasil mediasi melalui Kapolres P. Ambon dan PP. Lease, Alice menegaskan pihaknya akan berupaya untuk mendapatkan pendampingan dari Komnas HAM untuk selanjutnya bertemu dengan Kapolda Maluku.
Ditanya soal adanya semacam janji dari pihak adik dan keluarga di Ambon untuk memulangkan jenazah orangtuanya ke Jakarta jika ibunya datang ke Ambon, menurut Alice hanya janji palsu yang tidak ditepati.
“Kronologis penculikan jenazah tentang cara licik tentang pengambilan jenazah dari Jakarta hingga di Ambon sampai dengan upaya penggalian jenazah sudah diceritakan saat terjadi mediasi di hadapan Kapolresta ,”ungkapnya.
Mediasi-mediasi itu semua menurut Alice tidak masuk akal.
“Mediasi itu kalau ada informasi yang salah satu pihak tidak tahu kemudian diberitahu sehingga menjadi tahu barulah disebut mediasi,”ujarnya.
Ia menegaskan, mediasi yang terjadi bukan di link sama orang sehat , tetapi berhadapan dengan seorang anak durhaka dan kakak yang tidak pernah datang ke Indonesia selama 27 tahun, tetapi juga ada pihak-pihak lain yang sebetulnya tidak punya urusan dengan masalah keluarga dan urusan ahli waris jenazah tapi diikutsertakan dan memberikan komentar dan sebagainya sehingga baginya mediasi ini tidak ada gunanya.
Adapun alasan yang menjadi dasar pengembalian jenazah ke Jakarta adalah pertama, selaku isteri sah merasa dirinya ditipu oleh para penculik jenazah yang semula katanya hendak membawa jenazah dari rumah di kawasan Bintaro untuk disemayamkan di gedung pertemuan GPIB Efatta. Namun ternyata jenazah kemudian dilarikan ke Bandara Cengkareng dan diterbangkan ke Ambon. Padahal sebelumnya isteri almarhum sempat disuruh turun dari mobil Jenazah oleh Jerry Huka. (MM-3)