Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Oknum Babinsa Diduga Aniaya Warga Hingga Pingsan

40
×

Oknum Babinsa Diduga Aniaya Warga Hingga Pingsan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM.- Dua oknum anggota TNI AD,  Serda S. R dan Sertu S. T, yang bertugas sebagai Babinsa di Dusun  Rumadurun, Desa Sumelang, Kecamatan Kesui, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku diduga melakukan tindakan kekerasan.  Keduanya menganiaya salah satu warga  setempat    Ishak Rumakur alias Bobi hingga tak sadarkan diri. Penganiayaan terjadi di hadapan kepala dusun, (Kadus),  Rumadurun,  Salis Rumakur, Jumat (02/8/2024). Permohonan  Kadus   agar  kedua oknum TNI ini menyudahi penganiayaan terhadap korban, bahkan  tidak diindahkan. Dengan semena-mena, keduanya menganiaya korban hingga berlumuran darah.

Dari video berdurasi 3 menit 32 detik yang direkam dan beredar luas di grup whatsapp, Sabtu (3/8/2024), ratusan warga terlihat melakukan evakuasi terhadap korban dimalam hari, untuk dibawa  ke   Puskesmas Desa Suar, Kecamatan Tamher Timur, Pulau Kesui Kabupaten SBT. Korban dalam kondisi tak berdaya dimasukan ke dalam kain sarung, dan dipikul oleh warga sejauh 3 Km, ke mobil puskesmas yang telah menunggu. Mereka juga mendesak agar kedua oknum TNI AD tersebut  diproses  sesuai hukum yang berlaku.

Example 300x600

Warga setempat yang merekam video,  yang diketahui bernama Fataha  Idi terlihat berulang kali meminta agar Pangdam XV/Pattimura, menindak tegas kedua oknum TNI  yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat. Tindakan ini sudah melampaui kewenangannya sebagai Babinsa, yang bertugas  untuk membina masyarakat.

“Masyarakat Seram Bagian Timur, pak Danramil, pak Koramil,  Pak Kasdam dan Pak Pangdam,  inilah kondisi tindakan kekerasan yang dilakukan kedua oknum Babinsa Serda Roni Rumalili dan Sertu Syarifudin Tamnge, di Kecamatan Kesui Watebela, terhadap salah satu warga, sehingga korban mengalami koma.  Akhirnya kami masyarakat pesisir pantai barat, memikul korban dengan jalan kaki sepanjang 3 km, untuk menuju Puskesmas Penghubung, Kecamatan Watebela,”ucapnya.

Permintaan agar kedua oknum TNI tersebut di proses hukum, juga diteriakkan warga lainnya. Dalam penjelasannya, Fatiha Idi mengatakan, warga terpaksa berjalan kaki membawa korban ke Puskesmas, karena kondisi laut yang tidak bersahabat, dan jalanan yang rusak.

Belum diketahui, kronologis dan penyebab sehingga korban mengalami penganiayaan di kantor dusun setempat.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari  sejumlah pihak, korban sempat ditendang oleh oknum Babinsa menggunakan sepatu dinas ke arah dada, rusuk dan bagian tubuh lainnya, hingga tak sadarkan diri, sekira pukul 17.30 wit Jumat (02/08/2024). Sumber mengatakan, persoalan ini  dipicu  masalah internal keluarga  yang kemudian dilaporkan dan berujung penganiayaan.

Sumber juga mengatakan, warga menuntut keadilan dan mendesak kedua oknum Babinsa agar di proses hukum,  Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Kepala Penerangan Kodam XVI/Pattimura, Letkol Agung Sinaring, terkait kejadian tersebut. Sementara Danramil Geser, Sofyan Jafar yang dikonfimrasi membenarkan peristiwa tersebut. Ia tidak berkomentar banyak, karena bukan kewenangannya. “Beta tidak punya kewenangan untuk menjawab ini. Saya hanya menjalankan tugas berdasarkan petunjuk pimpinan dengan melakukan tindakan kemanusiaasn, dengan mendatangi korban,”tukasnya.(MM)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *