Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Maluku Damai: Gubernur Galang Doa Bersama Lintas Agama, Profesi Dan Generasi

42
×

Maluku Damai: Gubernur Galang Doa Bersama Lintas Agama, Profesi Dan Generasi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Maluku memilih untuk menebarkan doa dan harapan di tengah situasi demonstrasi yang tak kunjung reda di beberapa daerah lain. Pada Sabtu, 30 Agustus 2025, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa bersama Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo,  menggelar acara doa bersama lintas iman, lintas profesi dan  lintas generasi, di Mapolda Maluku.

Mereka bertekad untuk menjaga perdamaian dan tidak membiarkan konflik yang terjadi di daerah lain mempengaruhi Maluku.

 

Di barisan depan, tampak Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa duduk berdampingan dengan Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo.

 

Tak hanya pemimpin pemerintahan dan aparat, deretan kursi juga dipenuhi para pemuka agama, Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, pejabat kejaksaan, pimpinan KNPI, aktivis mahasiswa, bahkan komunitas ojek online (Ojol). Semua hadir, melebur tanpa sekat, menyatu dalam lantunan doa yang bergema bergantian menurut keyakinan masing-masing.

Suasana hening menyelimuti ruangan ketika doa pertama dinaikkan.

 

Momen paling menggetarkan adalah ketika para pemuda, mahasiswa, hingga komunitas Ojol, duduk bersisian dengan tokoh agama dan pimpinan daerah. Perpaduan itu menghadirkan pemandangan yang jarang sekali terlihat. Sebuah ruang egaliter, di mana status sosial mencair dan semua hanya menjadi manusia yang merindukan kedamaian.

 

 

Beberapa jam sebelum acara itu, Gubernur Lewerissa bersama Forkopimda telah terlebih dulu berkunjung ke kantor Sinode GPM. Di sana, mereka menyerukan pesan damai dari tanah Raja-Raja. Kunjungan itu bukan sekadar formalitas, melainkan simbol bahwa setiap langkah kecil menuju harmoni harus berakar pada kearifan lokal dan spiritualitas orang Maluku.

 

Gubernur Lewerissa menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan mengarahkan energi untuk membangun Maluku, bukan untuk hal lain. Ia juga menyadari bahwa membangun kedamaian bukan pekerjaan satu orang atau satu institusi, melainkan membutuhkan kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh warga.

 

“Masyarakat Maluku jangan  terprovokasi dengan  apa yang terjadi di Jawa dan daerah lain, jangan sampai terbawa ke sini. Tidak ada relevansinya dengan Maluku. Saya ingin masyarakat Maluku hidup damai, aman, dan tenteram. Energi kita harus diarahkan untuk membangun Maluku, bukan untuk yang lain,” ungkap Lewerissa dengan nada haru.

 

Ia juga tidak menutup mata bahwa membangun kedamaian bukan pekerjaan satu orang, bukan pula tugas satu institusi.

 

“Pemerintah provinsi tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh kolaborasi. Forkopimda akan terus berkoordinasi, menyikapi setiap dinamika bangsa, agar Maluku tetap berdiri kokoh sebagai tanah yang damai,” ujarnya.

 

Dari Maluku, gema doa itu mengalir. Ia melampaui sekat ruang, menyusup ke lorong-lorong Ambon, menyapa pulau-pulau di Maluku, bahkan mengirim pesan ke seluruh negeri, bahwa di tengah kegaduhan, Maluku memilih jalan doa, jalan kebersamaan, jalan harmoni.

Dan ketika doa bersama itu usai, semua yang hadir seakan membawa pulang satu pesan sederhana namun abadi, perdamaian adalah warisan paling berharga yang harus dijaga, dari generasi ke generasi.(MM-9)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *