AMBON,MM.- Alfamidi Branch Ambon gandeng berbagai komunitas pencinta alam, tanam ratusan Mangrove meminimaisir abrasi yang terjadi di pantai Desa Waiheru, Kota Ambon, Maluku, Sabtu (29/6/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Ulang Tahun PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) yang ke-17. Disamping itu, sebagai bentuk komitmen dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR), sekaligus memberikan dampak sosial lingkungan bagi ekosistem wilayah pesisir Kota Ambon.
Penanaman Mangrove didukung oleh Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (Bapedas), TNI Angkatan Laut dan Karang Taruna Desa Waiheru. Selain itu melibatkan berbagai komunitas pecinta alam seperti The Mulung, Anak Pesisir, Trash Hero, Lestari, PMKM dan lain-lain.
Corporate Communication Alfamidi Branch Ambon, Fathul Rahman menyampaikan, kegiatan penanaman pohon ini dilakukan serentak di seluruh cabang Alfamidi dengan target total penanaman sebanyak 17.000 pohon di 17 cabang provinsi Alfamidi di Indonesia serta berkolaborasi dengan semua stakeholder dan berbagai komunitas.
“Alfamidi ingin berkolaborasi dengan semua stakeholder atau komunitas lingkungan sebagai wujud kepedulian Alfamidi dan tanggungjawab sosial Alfamidi sebagai perusahaan yang berada di Ambon, tentunya dengan keterlibatan berbagai pihak termasuk ada sekitar dua puluh komunitas pecinta alam akan sangat memberikan efek positif dan meningkatkan gairah untuk lebih melestarikan lingkungan di wilayah pesisir pulau Ambon” kata Fathul kepada Titasrory.id di lokasi kegiatan.
Menurut Fathul, beragam manfaat yang dihasilkan dari penanaman pohon mangrove, salah satunya mencegah terjadinya abrasi dan sebagai tempat habitat berkembang biak ikan dan berbagai jenis hewan laut lainnya.
“Di Kota Ambon sendiri, rencananya kita akan menanam sebanyak 2.500 pohon. Hari ini kita menanam 1.500 pohon, untuk pohon sisanya kita akan melakukan penjajakan dengan melihat kondisi atau potensi wilayah yang memungkinkan, kita menanam pohon Mangrove atau jenis pohon lainnya sambil berkoordinasi dengan stakeholder untuk melihat kebutuhan yang sesuai, jadi kita tidak asal pilih tempat saja jadi betul-betul melakukan survey tentang wilayah mana sih yang perlu dilakukan peninjaua, sehingga penanaman ini tidak hanya bersifat seremonial tapi betul-betul bisa memberikan dampak yang riil di lapangan” ungkap Fathul.
Di sisi lain, Abdul Kadir Jailani Angkotasan Ketua Komunitas Anak Pesisir sebagai komunitas pemerhati wilayah laut dan pesisir mengatakan pemilihan lokasi penanaman di area pantai Waiheru merupakan keputusan yang tepat karena wilayah pesisir pantainya telah mengalami pengalihan fungsi lahan dan abrasi dari tahun ke tahun.
“Kenapa targetnya itu di pesisir Desa Waiheru, karena memang ada beberapa data yang membuktikan bahwa disini mengalami perubahan lahan. Selain itu tingkat abrasi dan erosinya itu luar biasa. Dari data yang kita punya sejak tahun 2004 hingga 2012 bahkan sampai 2024 mengalami penurunan angka yang paling signifikan, jadi memang lokasi ini tepat untuk membuat giat penanaman Mangrove,” jelas Kadir
Kadir juga menyoroti manfaat lain dengan adanya pohon Mangrove selain berguna untuk menahan abrasi pantai, Mangrove juga bisa dikelola untuk menjadi produk yang bernilai ekonomis bagi masyarakat.
“Kami menilai pentingnya Mangrove untuk wilayah pesisir itu salah satunya menahan abrasi , selain itu juga memiliki manfaat ekonomi kalau dikelola dan dibuat inovasi dalam arti kalau masyarakat yang memang tahu proses pengolaan Mangrove untuk pembuatan sirup, tepung, kopi dan lain sebagainya tentu bisa menjadi nilai tambah dan memiliki banyak manfaat,”imbuhnya.(MM)