Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
AmboinaHeadline

Ratusan Warga Kecamatan Amalatu Masih Mengungsi Pasca Gempa Dangkal M4,9

77
×

Ratusan Warga Kecamatan Amalatu Masih Mengungsi Pasca Gempa Dangkal M4,9

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM.- Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mengungsi ke daerah ketinggian , setelah wilayah tersebut diguncang gempa berskala M4,9, Jumat (4/7/2025) pukul 22.59 WIT.

BMKG menyebutkan, gempa tektonik ini tergolong gempa dangkal, karena berada dikedalaman 2 Km di bawah permukaan laut, Amalatu. Warga yang kuatir dengan tsunami, ditengah malam langsung berbondong-bondong melakukan evakuasi mandiri menuju area pegunungan. Mereka berasal dari i tiga Desa yang terdampak, yaitu Desa Hualoy, Desa Latu dan Desa Tomalewu, Kecamatan Amalatu.

Sejak Sabtu (5/7/2025) pagi, warga terus berdatangan untuk membangung tenda darurat dilokasi pengungsian, karena gempa susulan masih saja terus terjadi.

“Hingga siang ini warga masih berada di lokasi pengungsian,” kata Camat Amalatu Rafly Alydrus, dikonfirmasi Sabtu (5/7/2025) siang, saat berada dilokasi pengungsian.

Ia menjelaskan, warga membangun tenda darurat sejak malam hari di sejumlah kawasan yang berada di ketinggian. Selain mengantisipasi tsunami, warga masih memilih tinggal ditenda pengungsian, karena sejumlah rumah mengalami retak. Mereka kuatir tertimpa reruntuhan bangunan rumah, apabila gempa susulan masih terus terjadi.

“Warga mengungsi karena takut tsunami dan takut tertima reruntuhan rumah, karena banyak rumah yang sudah retak,” ujarnya.

Salah satu warga setempat mengaku, mereka belum berani untuk kembali ke rumah, karena guncangan gempa masih terus terjadi.
Sofyan, Warga Desa Hualoy juga menjelaskan, warga di desa Hualoy dan Tomelahu telah mengungsi ke dataran ketinggian sejak malam.
Ia mengatakan, warga juga mulai berdatangan untuk membangun tenda-tenda pengungsian sejak Sabtu pagi,
.
“Sejak tadi malam sudah mengungsi, dan pagi ini banyak warga yang sudah ke hutan bikin tenda-tenda darurat untuk mengungsi di sana,” ujarnya.

 

Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon Djati Cipto Kuncoro menyebutkan, sejak 22 Juni 2025, tercatat gempa yang terjadi di Kecamatan Amalatu sebanyak 80 kali.

“Kita sudah buat pemetaan, sejak 22 Juni itu ada gempa M 4,9 dan tadi malam juga kekuatannya sama, nah ini kami coba memonitor dan total sudah lebih 80 kali gempa di wilayah Amalatu baik di bawah 3 M maupun 4,9 M,” ungkapnya. .

Pihaknya telah berkoordinasi dengan pimpinan di pusat untuk mengunjungi wilayah gempa di Amalatu.

Data Sementara, 500 Rumah Warga Amalatu Retak

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku mencatat lebih dari 500 rumah warga di tiga desa di kecamatan Amalatu mengalami retak akibat dampak gempa di wilayah tersebut.
Jumlah rumah warga yang retak akibat gempa tersebut merupakan data sementara yang dilaporkan dari tiga desa yang terdampak.

Kepala BPBD Seram Bagian Barat Nasir Suruali mengatakan , dari data sementara yang diperoleh sebanyak 233 unit rumah warga Desa Latu mengalami retak, Desa Hualoy sebanyak 240 unit dan Desa Tomalehu puluhan rumah retak.

“Ini dampak gempa yang terjadi pada 22 Juni pekan lalu, dan masih ada tambahan lagi yang masuk termasuk dari Tomelahu, ada data tambahan yang masuk,” ucapnya.

Suruali mengungkapkan data jumlah rumah retak akibat gempa di tiga desa tersebut masih bisa bertambah, sebab sampai saat ini pendataan masih terus dilakukan.
Hingga saat ini, gempa masih terus mengguncang kawasan tersebut.
Tim dari BPBD Seram Bagian Barat sedang bertolak ke lokasi gempa di wilayah tersebut.(MM)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *