AMBON,MM.- Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menjadi solusi penting bagi masyarakat Indonesia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
Kehadirannya memberikan kemudahan akses bagi berbagai kalangan, salah satunya dirasakan Yuni Sara Malawat (26), mahasiswi yang terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Yuni menyampaikan, bahwa dirinya sudah terdaftar sebagai peseta JKN sejak tahun 2017, dan tedaftar pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdekat dari rumahnya yaitu Puskesmas Leihitu.
Yuni menceritakan salah satu pengalamannya pada saat menggunakan kepesertaan JKN miliknya, bermula pada tahun 2019 saat dirinya baru menjadi seorang mahasiswi.
“Namanya juga mahasiswi baru, saya mencoba beradaptasi dengan kondisi pada hari itu, masa peralihan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) ke perkuliahan nampaknya membuat saya kewalahan karena tugas yang menumpuk. Saya sendiri tidak memperhatikan pola makan hingga akhirnya tiba-tiba saya mengalami nyeri perut disertai dengan mual dan muntah sehingga membuat saya merasa sangat lemas, saat itu saya langsung memutuskan untuk menuju ke rumah sakit terdekat,” ujar Yuni.
Setelah diperiksa oleh dokter, Yuni didiagnosa penyakit Gerd atau yang dikenal dengan asam lambung, sehingga ia harus dirawat selama seminggu karena keadaannya yang kurang kondusif pada saat itu
Penyakit Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada. Meskipun gejala fisiknya mengganggu, Gerd juga berdampak pada kesehatan mental, termasuk kecemasan berlebih.
Saat dirawat, Yuni merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh seluruh tenaga medis, menurutnya seluruh tenaga medis berperan sangat baik dan responsif.
“Perawat dan dokter selalu cek kondisi saya secara berkala, infus selalu diperhatikan sehingga tidak ada cairan infus yang hampir habis atau bahkan habis,” ucapnya.
Ia mengatakan, terkait dengan biaya yang tidak ditagih sepeser pun oleh pihak rumah sakit karena dibantu oleh kepesertaan JKN nya yang selalui aktif, sehingga membuatnya merasa sangat bersyukur telah menjadi peserta JKN pada saat kondisinya seperti itu.
“Saya tidak perlu memikirkan biaya pengobatan apapun, selain konsumsi dan biaya transportasi bagi keluarga yang menjaga saya pada saat itu, apalagi saya merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang kepesertaanya dibayarkan oleh pemerintah, sehingga setiap bulannya tidak memikirkan biaya untuk membayarnya dan itu sangat membantu saya,” ungkapnya.
Selama mendapatkan perawatan, dirinya juga tidak merasa dibeda-bedakan dengan pasien umum.
“Kalau yang saya dengar biasanya pasien JKN akan dibedakan pelayanannya dengan pasien umum, namun saya sendiri yang merasakan bahwa tidak ada perbedaan apapun, faktanya kami diperlakukan sama,” tuturnya.
Dengan adanya Program JKN, Yuni merasa sangat terbantu karena menurutnya Program ini banyak memberikan manfaat khususnya untuk dirinya, keluarga dan tentunya seluruh masyarakat yang ada, tidak perlu khawatir jika hendak mengakses pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Melalui kesempatan ini, Yuni mengucapkan terima kasih untuk BPJS Kesehatan, karena berkat BPJS Kesehatan dirinya bisa tertolong dalam melewati penyakit asam lambung yang dideritanya.
“Program JKN benar-benar membantu saya hingga sembuh dari penyakit asam lambung, saya tidak dapat membayangkan jika kala itu saya belum terdaftar sebagai peserta JKN, entah kemana saya harus mendapatkan biaya pengobatan,” sambungnya.
Ia menyampaikan pentingnya seluruh masyarakat menjadi peserta JKN, karena tidak perlu khawatir ketika ada keadaan yang gawat darurat seperti ini.
“Kita wajib melindungi diri dan keluarga karena penyakit bisa datang menghampiri secara tiba-tiba, seperti kata pepatah sedia payung sebelum hujan itu benar adanya, saya telah merasakan manfaatnya sekarang giliran yang lainnya membuktikan sendiri,” pungkasnya.(MM-3)