AMBON,MM – Realisasi inflasi Indeks Harga Konsumsi (IHK) gabungan kabupaten/kota di Provinsi Maluku mulai melandai pada Juni 2024. Angka realisasi gabungan kabupaten/kota IHK di Maluku secara bulanan mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm), lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi Mei 2024 yang mengalami inflasi 1,89% (mtm).
Inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku dimaksud lebih tinggi jika dibandingkan angka nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm). Secara spasial, inflasi bersumber dari seluruh kabupaten/kota IHK, yaitu Kab. Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kota Tual yang tercatat masing-masing sebesar 2,43% (mtm); 0,72% (mtm); dan 0,38% (mtm).
Melalui rilisnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Dicky Rahmad Afriyanto menyebutkan, BPS mencatat Inflasi di Maluku yang meningkat tidak setinggi periode sebelumnya, seiring dengan realisasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang melandai.
Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau pada Juni 2024 tercatat sebesar 3,06% (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 4,30% (mtm).
Realisasi inflasi kelompok tersebut utamanya bersumber dari komoditas hortikultura dan perikanan, antara lain: sawi hijau, kangkung, dan ikan tongkol dengan andil masing-masing sebesar 0,22% (andil, mtm), 0,21% (andil, mtm), dan 0,20% (andil, mtm).
Tingkat curah hujan sebesar 300-500 mm (kategori tinggi) serta gelombang laut dengan tinggi 1,25-2,50 m (kategori sedang) pada Juni 2024 ikut menahan produksi komoditas hortikultura dan perikanan.
Menurutnya, tekanan inflasi lebih lanjut terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tertahan oleh deflasi yang terjadi pada beberapa komoditas. Sedangkan bawang merah, tomat, dan bawang putih mengalami deflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,14%, 0,13%, dan 0,08%.
Penurunan tekanan harga bawang merah sejalan dengan masih adanya panen di daerah sentra serta dukungan program fasilitasi distribusi pangan dari daerah sentra ke Maluku oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku.
Sejalan dengan itu, harga tomat juga turun seiring dengan melimpahnya pasokan dari daerah sentra (Maluku Tengah) dengan berlangsungnya panen raya. Lebih lanjut, menurunnya harga bawang putih seiring dengan masuknya impor bawang putih.
Afriyanto menjelaskan, secara tahunan, bulan Juni 2024, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota IHK di Provinsi Maluku meningkat. Inflasi tahunan pada Juni 2024 tercatat sebesar 3,63% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,21% (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional sebesar 2,51% (yoy). Adapun tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku berada sedikit di atas rentang sasaran inflasi Nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1% (yoy).
Afriyanto menjelaskan, kedepan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk meredam tekanan inflasi, khususnya yang berasal dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
Dalam rangka menghadapi risiko kedepan, khususnya risiko curah hujan dan tinggi gelombang yang berpotensi mempengaruhi harga perikanan dan hortikultura, TPID wilayah Maluku akan terus menjalankan berbagai program termasuk mengoptimalkan Program Pasar Murah, Gerakan Tanam, bantuan alsintan screenhouse, serta kerjasama antardaerah terutama intra Maluku untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.(MM-3)