Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Gubernur Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Banjir Kamarian

10
×

Gubernur Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Banjir Kamarian

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyalurkan bantuan kepada warga  korban banjir di Desa Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

 

Hujan yang mengguyur kawasan tersebut berdampak pada puluhan rumah warga  terendam banjir.  Setidaknya,  30 kepala keluarga harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan tempat tinggal dan akses dasar

 

Gubernur HL langsung mengerahkan tiga instansi penting, BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Ketahanan Pangan, untuk membawa bantuan tanggap darurat. Bantuan yang dikirim berupa 350 kg beras, 50 helai selimut, 50 matras, 50 paket makanan siap saji, dan 25 karton mie instan. Seluruh logistik ini dikirim melalui jalur darat dan penyeberangan Ferry menuju lokasi terdampak.

 

“Setelah Pak Wagub mengunjungi lokasi usai panen raya dan menyampaikan laporan resmi, hari ini kami langsung distribusikan bantuan. Puji syukur, logistik sudah siap,” ujar Gubernur Lewerissa saat melepas bantuan dari pelataran Kantor Gubernur Maluku, Selasa (5/8/2025).

Baginya, tanggap darurat bukan soal formalitas birokrasi, melainkan wujud nyata kasih dan kepedulian pemerintah kepada rakyat yang sedang menderita.

 

“Kami hadir untuk mengurangi beban mereka. Bencana ini tidak kami kehendaki, tapi ketika terjadi, pemerintah harus menjadi yang pertama datang,” ujarnya.

 

Gubernur juga menyadari bahwa kekuatan pemerintah ada batasnya. Karenanya, ia menyerukan solidaritas dan gotong royong sebagai kekuatan utama masyarakat Maluku dalam menghadapi bencana.

 

“Sebagai Gubernur, saya mengimbau seluruh masyarakat Maluku, mari kita wujudkan rasa solidaritas dengan sorong bahu, gotong royong, bahu-membahu membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah. Pemerintah punya niat baik, tapi kami juga punya keterbatasan,” tuturnya.

 

Ia menambahkan, pelayanan kepada masyarakat yang terdampak tidak boleh diskriminatif. Semua harus mendapatkan perhatian yang sama, tanpa kecuali.

 

Bagi Lewerissa, kepemimpinan bukan sekadar urusan administrasi atau laporan kegiatan. Ia memandang tugasnya sebagai panggilan hati untuk hadir di tengah rakyat, terutama saat mereka berada dalam kesulitan.

 

“Kami ingin masyarakat tahu, bahwa pemerintah tidak tutup mata. Ini bukan sekadar logistik, ini adalah simbol kehadiran, kepekaan, dan cinta kami untuk rakyat Maluku,” tutup Gubernur.(MM-9)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *