AMBON,MM. – Meninggalnya dua mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), korban laka laut yang sementara menjalankan tugas pengabdian dalam program Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw, bukan hanya menjadi duka Civitas Akademik UGM maupun keluarga, namun juga seluruh masyarakat Maluku, terkhususnya di Kabupaten Maluku Tenggara.
Kepedulian dan perhatian ratusan masyarakat di bumi larvul ngabal itu terlihat mulai dari proses pencarian, evakuasi, hingga mengiringi kedua jenazah alm Bagus Adi Prayoga dan alm Septian Eka Rahmadi di Rumah Sakit Karel Sadsuitubun.
Masyarakat ikut menshalatkan jenazah kedua mahasiswa Masjid Agung Raudah, bahkan mengantar sampai ke Bandar Udara Karel Sadsuitubun, Langgur, Rabu (02/07/2025).
Tangisan duka menyelimuti bandara, saat jenazah keduanya diterbangkan menggunakan pesawat Lion Air dari Bandar Udara Karel Sadsuitubun, Langgur ke Bandar Udara Pattimura. Selanjutnya ke kampung halaman almarhum Bagus Adi Prayoga di Bojonegoro, Jawa Timur, dan Septian Eka Rahmadi ke Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Tenggelam di Perairan Pulau Wahir
Dari laporan Basarnas Ambon, Bagus dan Septian merupakan korban dari 12 orang, yang tenggelam akibat terbaliknya longboat di perairan Pulau Wahir, yang saat itu sementara mengangkut belasan karung pasir yang akan digunakan para mahasiswa untuk program KKN.
Insiden laka laut itu terjadi pada Selasa 1 Juli pukul 14.07 WIT. Berdasarkan laporan yang diterima Pos SAR Tual dari Fauziadiah. Longboat tersebut diketahui bertolak dari Desa Debut menuju Pulau Wahr dan terbalik. Dalam insiden tersebut dilaporkan 10 orang berhasil selamat, 2 orang meninggal dunia.
10 orang yang berhasil selamat, Daeren Sakti Hermanu, Muhammad Arva Sagraha, Ridwan Rahardian Wijaya, Afifudin Baliya, Pratista Halimawan, Maikel Letsoin, Marvel Letsoin, Mikel Maipuka, Atin Lesoin dan Penus Letsoin.
Sekedar informasi, berdasarkan penjelasan Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah pencairan korban meninggal awalnya dilakukan oleh Pos SAR Tual beserta Unsur Potensi SAR dan masyarakat, menggunakan Rigit Inflatable Boat menuju lokasi kejadian pukul 16.00 WIT pada koordinat 5°44’31.45″S – 132°40’8.34″E, jarak -+ 22 Nautical Mile, dan Heading 209.10° arah Barat Daya dari Dermaga PSDKP Tual.
Pukul 17.30 WIT, Tim SAR Gabungan tiba di Desa Debut dan melakukan koordinasi dengan Unsur Masyarakat setempat. Dari hasil koordinasi tersebut Tim SAR Gabungan mendapatkan informasi bahwa, jumlah penumpang yang awalnya dilaporkan adalah tujuh orang diralat menjadi 12 orang dengan rincian 10 orang selamat, 1 orang meninggal dunia, dan 1 orang dinyatakan hilang.
Tim SAR Gabungan bersama masyarakat setempat kemudian melakukan operasi pencarian terhadap satu orang korban lainnya disekitar lokasi kejadian. Pada pukul 23.00 WIT satu orang korban lainnya berhasil ditemukan oleh unsur masyarakat dalam keadaan meninggal dunia kemudian dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan menuju Rumah Sakit Karel Sadsuitubun guna penanganan lebih lanjut. (MM-9)