AMBON,MM. – Taman Budaya Provinsi Maluku kembali meluncurkan sebuah karya yang baru untuk menambah dan memperkaya khasanah budaya dan sastra di Maluku dengan menggelar Kemah Budaya Kaum Muda Tahun 2024.
Adapun kegiatan yang baru pertama kali digelar di Taman Budaya Provinsi Maluku ini dilaksanakan pada Rabu, 11/12/2024 dengan pembukaan secara seremonial dan sesuai agenda akan berlangsung selama 3 hari ke depan.
Kepala Taman Budaya Provinsi Maluku, Ny. Rosandra M Alfons/Tuapattinaya melalui Kasie Penyajian Apresiatif Seni dan Budaya Taman Budaya Provinsi Maluku, Maynart R. N. Alfons, S.Sn dalam sambutannya antara lain mengatakan, Taman Budaya Provinsi Maluku dalam progres selama ini selalu menggumuli bagaimana pengembangan kebudayaan Maluku ke depan.
Terkait dengan kegiatan Kemah Budaya Kaum Muda Tahun 2024, menurut Alfons merupakan program baru dan sebelumnya juga ada beberapa program kebudayaan baru dari Taman Budaya provinsi Maluku yang mendapatkan apresiatif yang besar oleh masyarakat.
Hal itu sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan yang memuat 10 pokok Pemajuan Kebudayaan, masing-masing: Adat Istiadat, Tradisi lisan, Bahasa, Manuskrip, Olahraga Tradisional, Pengetahuan tradisional, Permainan Rakyat, Ritus, Seni, Teknologi Tradisional.
Menurutnya, Taman Budaya selalu berpikir ke depan jika budaya ini tidak diketahui secara baik oleh Generasi Beta (generasi muda saat) ini maka pada gilirannya tidak tahu apa budaya Maluku. “contohnya begini, Bapa Ibu, kita orang Hatalay. Dan di Hatalay itu ada satu acara di orang menikah. Pada saat makan bersama itu namanya “oyo”. Oyo itu ada seorang tuan yang menghampiri orangtua pengantin yang sementara makan bersama lalu ada oyo dimana oyo itu seperti kapatah, setengah bernyanyi, setengah bicara, tapi isinya itu berbagai nasehat bagaimana keakraban yang baru dibangun oleh kedua keluarga yang berbeda itu.”ujarnya sambil menambahkan jika sekarang ada pesta nikah tidak lagi di kampung tapi semua diselenggarakan di gedung. Sehingga budaya oyo tidak ada lagi bahkan mulai terkikis sedikit demi sedikit tentang budaya kesenian, sehingga ini selalu menjadi pergumulan Taman Budaya sehingga diharapkan nanti Taman Budaya bisa membuat program seperti ini untuk bagaimana menggali sumber daya kebudayaan kesenian yang ada di provinsi Maluku.
Alfons mengakui pekerjaan ini tidak mudah akan tetapi lewat event seperti ini Taman Budaya mengajak Generasi muda Beta untuk berpikir bersama bagaimana caranya mengembangkan kebudayaan.
Sementara itu ketua Panitia penyelenggara Kemah Budaya Kaum Muda Tahun 2024, Prihe Letlora dalam laporannya menyebutkan kegiatan ini adalah kegiatan turunan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan riset dan teknologi Republik Indonesia yang adalah wujud komitmen Pemerintah guna menerjemahkan visi pemajuan kebudayaan yang merupakan ide solutif dan konstruktif bagi kebudayaan kita dalam menghadapi gejolak revolusi industri 4.0.
Menurutnya diharapkan dengan adanya ruang ini dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekspresi dalam ruang produktivitas sehingga akan lahir banyak seniman sastra melalui sektor pendidikan formal non formal maupun informal.
Selanjutnya menurut ketua panitia kegiatan ini dibiayai oleh dana alokasi khusus non fisik Bantuan Operasional penyelenggara Taman Budaya yang tertampung pada DPA SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Maluku tahun anggaran 2024.
Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 20 orang berasal dari siswa SMA/SMK dan komunitas seni sastra di Kota Ambon. Sementara narasumber yang terlibat adalah narasumber handal di bidang teater dan musik dengan jejak pengalaman dan latar belakang pendidikan yang tidak diragukan masing-masing profesor Doktor Hermin Soselisa, M,A; Dr. Mariana Lewier S.S . M.Hum dan Wessly Johannes.(MM-3)