AMBON, MM – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut sampai saat ini masih menyisahkan pilu yang mendalam bagi kontingen Maluku dari sisi prestasi.
Pasalnya dari 38 provinsi ditambah IKN, Maluku menduduki peringkat ke-31. Capaian ini merupakan yang terburuk dalam sejarah Maluku mengikuti event olahraga bertaraf nasional itu. Maluku mengantongi 13 medali, terdiri dari 2 emas, 3 perak dan 8 perunggu.
Hasil yang diraih Maluku tentunya menuai kritikan pedas dari berbagai kalangan, termasuk DPRD Maluku, yang mempertanyakan kinerja Ketua dan Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku, dalam pengembangan atlet.
Kepada wartawan, Anggota DPRD Maluku, Rofik Afifudin mengutarakan, sejak awal sudah memprediksi prestasi Maluku akan anjlok dari PON XXI.
Hal ini terlihat dari kesiapan atlet yang tidak mendapat perhatian. Alhasil sebagian cabang olahraga (Cabor) harus menjalani Training Camp (TC) atau pemusatan latihan secara mandiri.
“Saya sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Maluku, sudah memprediksi itu. Karena memang dari pra PON juga mandiri dalam melakukan TC,”ucapnya.
Politisi PPP ini berpendapat, jika ingin meraih prestasi, KONI seharusnya memberikan perhatian, minimal kepada cabang-cabang olahraga yang selama ini memberikan medali, seperti Tinju, Atletik, dayung dan beberapa Cabor lainnya.
“Ini banyak duit keluar hasilnya tidak ada hanya 2 mas, biasanya kita 5 Emas dan tidak ada peningkatan di cabang olahraga lainnya. Saya dari awal sudah melihat itu akan terjadi, memang pembinaannya tidak diperhatikan oleh KONI sebagai induk organisasi,”tuturnya.
Ditanya terhadap capaian tersebut apakah KONI Maluku dikatakan gagal, Afifudin menyatakan, hasil yang diraih sudah menjawab akan hal itu.
“Hasil yang diraih menjawab, dan semua orang hari ini berduka terhadap hasil PON. Ini catatan buat masa depan olahraga di Maluku. Kalau kita punya potensi yang luar biasa, dikelola oleh orang-orang yang salah pasti seperti ini,” tukasnya. (MM-9)