AMBON,MM. – Manajer Cafe Bahasa Basudara, Boudewijn Waas mengatakan, Minggu, 29/6/2025 komunitas bahasa Basudara genap berusia 5 tahun dan dirayakan di dua tempat berbeda, yakni di Negeri Belanda dan di Ambon.
Terkait dengan dengan kehadiran Komunitas Bahasa Basudara ini sebenarnya memiliki sebuah impian untuk memajukan Maluku dari segi bahasa Inggris, demikian antara lain penjelasan Waas kepada wartawan di Ambon, Minggu, 29/6/2025 di sela-sela kesibukannya merayakan HUT ke-5 di Komunitas Bahasa Basudara yang dirayakan di Café Bahasa Basudara di Lateri Ambon.
Dikatakan pertama hadirnya Bahasa Basudara di bumi raja-raja Kota Ambon dan Maluku ini dimulai pada tahun 2020 bertepatan dengan terjadinya peristiwa Covid-19 kala itu.
Menurutnya, saat itu komunitas ini meluncurkan sebuah program les bahasa Inggris gratis bagi bukan saja anak-anak muda tetapi juga bagi orang tua.
“Jadi Katong mau menyiapkan teman-teman yang mungkin ekonominya kurang, mau belajar bahasa Inggris susah, segala macam dan kesempatan belajar Bahasa inggris secara gratis melalui online. Jadi Katong kasih dong (mereka) untuk bisa belajar Bahasa inggris dan bisa dipakai untuk membangun Maluku melalui bahasa Inggris.”ujarnya.
Selanjutnya Waas mengatakan bukan hanya les gratis saja yang diberikan untuk teman-teman Basudara semua yang ada di Maluku. Lesnya gratis dan dapat sertifikat juga.
Disebutkan, selain memberikan les gratis bagi Basudara orang Maluku Waas juga menjelaskan jika sejak tahun 2024 kemarin dirinya juga sangat berminat untuk membangun kerjasama dengan komunitas disabilitas dan baru tahun 2025 ini dari pihak Yayasan Rumah Generasi menawarkan hal itu sehingga langsung disambut keinginan tersebut.
“Sudah dua bulan ini teman-teman Disabilitas mengikuti les gratis yang kita selenggarakan di sini.”jelas Waas seraya menambahkan jika yang mengikuti les gratis dari komunitas disabilitas ini bukan saja mereka yang bisu dan tuli saja akan tetapi juga dari penyandang cacat fisik dan juga yang intelek atau grahita.
Ditanya soal tantangan yang paling besar saat melakukan les gratis bagi penyandang disabilitas adalah soal komunikasi.
Disebutkan misalnya mereka yang memiliki kekurangan fisik masih lebih mudah dibimbing dari pada mereka yang bisu dan tuli serta grahita.
Kominitas Bahasa Basudara sekarang bukan hanya menawarkan belajar Bahasa inggris saja tapi suda mulai melakukan les Bahasa belanda pada setaip hari jumat sore bertempat di café.
Sementara itu dalam acara perayaan HUT tersebut selain menampilkan tarian dan nyanyi juga live streaming dari para pendukung komunitas Bahasa Basudara di seluruh dunia yang di organize oleh teman-teman Kominitas yang ada di Belanda dan di Ambon.
Founder Komunitas Bahasa Basudara Jeff Malaihollo yang sedang berada di Belanda melalui live streaming memberikan sambutan bahwa “pentingnya Bahasa inggris bagi masa depan anak-anak muda Maluku sekarang ini. Dia menambahkan bahwa mantan barista Café Bahasa Basudara yang sekarang sudah bekerja sebagai assistan meneger di Jakarta karena berawal belajar Bahasa di café ini. Bahasa Inggris bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga kunci untuk membuka berbagai peluang di masa depan” ujar Jeff.
Pada kesempatan ini juga, Komunitas Bahasa Basudara menyerahkan sertifikat bagi 10 orang penyandang Disabilitas yang telah selesai dan sukses mengikuti les bahasa Inggris selama 2 bulan. Begitu juga deng penyerahan Donasi Laptop Hewlett Packard International Via Solve Education! Foundation (Bandung) yang diserahkan kepada SMKN 1 Malteng & Yayasan Sitanala. (MM-3)