Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadlinePendidikan

Miris, Sekolah Berdinding Papan Di Malteng, Hanya 2 Jam Perjalanan Dari Kota Masohi

336
×

Miris, Sekolah Berdinding Papan Di Malteng, Hanya 2 Jam Perjalanan Dari Kota Masohi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Potret pendidikan di Maluku memprihatinkan. Masih ada banyak sekolah yang terkesan diabaikan pemerintah, dalam hal sarana dan prasarana, yang menjadi salah satu penunjang utama dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Salah satunya, SMA Muhammadiyah di Dusun Missa, Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.

Example 300x600

Sekolah ini dapat dijumpai setelah menempuh perjalanan dari Kota Masohi, sebagai pusat ibukota Kabupaten, selama 1 sampai 2 jam. Meskipun  letaknya tidak jauh dari Kota Masohi, namun kondisi sekolah ini jauh dari kata layak.

Kondisi gedung sekolah  sangat  berbeda jauh  dengan sekolah pada umumnya di daerah perkotaan, yang berdiri megah dengan struktur bangunan beton, dan diisi oleh fasilitas belajar mengajar lengkap, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.

 

Sekolah yang dibangun sejak tahun 2016 ini, hanya berdinding setengah papan. Bahkan kayu sebagai penyangga sekolah sudah lapuk. Begitu juga dengan atap senk sebagai pelindung  disaat hujan maupun panas, sudah  dalam kondisi berkarat dan bocor. Tidak berbeda jauh, lantai sekolah juga berlubang.

Tak hanya kondisi bangunan, bangku dan meja belajar siswa juga terlihat memprihatinkan, termasuk papan tulis yang sudah retak dan berlubang.

 

Sekolah ini menampung  siswa  yang berasal dari enam kampung di petuanan negeri Haya, yaitu Dusun Namasula, Suhuputi, Rumah Tiga, Missa, Waya Udara, dan Salamahu. Meskipun hanya memiliki enam guru non ASN (Honorer), dan 1 tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Kepala Sekolah,  aktivitas sekolah  tetap berjalan seperti biasanya.

 

Kondisi sekolah ini diunggah oleh akun tiktok atas nama @ingidihu, yang menuliskan selain infrastruktur, akses jaringan internet juga masih minim.  Sulitnya jaringan internet menyebabkan proses belajar mengajar hanya mengandalkan kreativitas manual dari para Guru.

Padahal, semua siswa merupakan generasi penerus bangsa yang harus dan wajib mendapatkan pendidikan yang layak dan menikmati sarana prasarana yang lengkap. Mereka anak bangsa yang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak  dengan siswa lainnya berada di pusat ibukota

 

“Sekolah yang jauh dari kata layak tidak menghentikan semangat mereka untuk tetap bersekolah. Bahkan sekolah ini telah memiliki banyak sekali lulusan yang masuk universitas dan beberapa pekerja swasta,”cetusnya.

Unggahan tersebut kemudian mendapat respon positif dari warganet, yang  mengharapkan adanya perhatian pemerintah dalam menyikapi persoalan di SMA Muhammadiyah.

 

Plt Kepala Dinas Pendidikan Maluku, Insun Sangadji, dikonfirmasi mengenai hal ini, melalui sambungan seluler berada diluar jangkauan. (MM-9)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *