Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
AmboinaHeadline

Klarifikasi Sekretaris Negeri Passo Terkait Pemberitaan Sejumlah Media Online terhadap Pelayanan Kantor Pemerintahan Negeri Passo

12
×

Klarifikasi Sekretaris Negeri Passo Terkait Pemberitaan Sejumlah Media Online terhadap Pelayanan Kantor Pemerintahan Negeri Passo

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON, MM. – Menanggapi pemberitaan di beberapa media online lokal di kota Ambon, terkait dugaan keterlambatan jam operasional dan sikap Sekretaris Negeri Passo yang dianggap marah-marah kepada wartawan,

Ditangapi oleh Sekretaris Negeri Pemerintah Negeri Passo, ibu Mona Tomaluweng.

 

Klarifikasi sekertaris Pemerintahan Negeri Passo Mona Tumaluweng disampaikan kepada sejumlah wartawan, ketika dirinya diwawancarai, pada hari Rabu sore (15/10/2025) di Kantor Negeri Passo, Ambon.

Dalam kesempatan ini, Mona Tomaluweng, membeberkan kejadian yang sebenarnya,yaitu foto yang beredar dalam pemberitaan tersebut adalah foto lama yang kemungkinan diambil dari arsip atau website kantor Negeri Passo: ini adalah , “Foto terbaru yang kami miliki memperlihatkan kondisi di depan kantor dengan beberapa gerobak sampah, dan jika dilihat dari sisi kanan kantor, pintu depan sudah terbuka dan mahasiswa KKN terlihat di depan pintu samping,” jelasnya.

 

Jadi perlu di ketahui sesungguhnya pintu yang ada di foto tersebut memang selalu tertutup dan kadang saja di buka karena ini pintu samping. Sedangakan pintu utama selalu terbuka setiap hari sampai berakhirnya jam pelayanan kantor.

Soal interaksi dengan wartawan, Mona menjelaskan, kalau dirinya hanya meminta wartawan, ibu Wati, untuk menunggu sebentar karena antrian pengurusan yang sedang panjang.

 

“Saya tanya apakah ibu Wati ingin melakukan pengurusan, beliau jawab iya, lalu saya menyampaikan agar duduk dulu menunggu giliran.
Kemudian saya masuk ke ruangan untuk koordinasi, dan saat saya kembali, ibu Wati sudah berdiri. Saya mohon maaf jika nada saya terdengar kurang baik, namun seluruh staf di kantor dapat menjadi saksi bahwa saya tidak marah ataupun bersikap angkuh,” tukas Mona meyakinkan.

 

Bahkan Mona juga menjelaskan, saat terjadi konfrontasi, justru ibu Wati sendiri yang menggunakan nada yang cukup lantang, sehingga suasana menjadi kurang kondusif.
“Kalimat saya seperti ‘kami di sini sama-sama cari nafkah’ bukan bermaksud sombong atau angkuh, melainkan untuk mengingatkan agar hubungan tetap saling menghargai. Kalau saya melakukan hal yang sama kepada ibu dan melaporkan ibu ke pimpinan, bagaimana perasaannya? Saya ingin kita saling menghargai dan menjaga komunikasi yang baik,” tuturnya.

Selanjutnya Mona kembali menuturkan bahwa, ibu Wati kembali mendatang kantor negeri Passo sekitar pukul 11 siang dan disambut dengan ramah.sambil
“Saya menyapa beliau, menanyakan keperluan, dan kembali meminta agar bersabar karena masih ada antrian,” katanya.

 

Jadi jelas, pelayanan di kantor Negeri Passo selalu mengutamakan sikap ramah dan profesional kepada seluruh masyarakat tanpa membedakan asal-usul masyarakat. :,“Kami adalah abdi masyarakat yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik,” katanya.

Bahkan Mona juga mengingatkan, pentingnya etika dalam pengambilan gambar dan video.“Ibu Wati mengambil video tanpa izin dan tanpa mengetahui kondisi sebenarnya di dalam kantor. Saat itu pintu samping tertutup, namun pintu depan sudah terbuka dan pelayanan sedang berlangsung,” .

 

Akhir dari semua keteranganya Sekertaris Negeri Passo mengajak untuk saling membangun sebab , ” Kami terbuka terhadap kritik dan masukan selama disampaikan dengan cara yang baik dan membangun, tanpa saling menjatuhkan. Semoga kita bisa bersama-sama menjaga keharmonisan dan saling mendukung demi kebaikan bersama, tukas pungkas Mona dengan harapan tercipta komunikasi yang lebih baik ke depannya”, tuturnya menutup keterangannya.

Sementara itu salah satu mahasiswa KKN Unpatti,saudara, Julian Koritelu, yang kebetulan ada pada saat kejadian tersebut, juga memberi keterangan bahwa, mereka berada di kantor negeri untuk kegiatan KKN, bukan untuk mengurus administrasi.

 

Pernyataan Julian Kortelu ini menguatkan bahwa sekretaris Mona memanggil wartawan Wati dengan baik dan meminta menunggu karena antrian, bukan sekretaris Mona yang marah-marah, melainkan ibu wartawan yang terlihat kurang sabar. Sehingga menimbulkan salah paham antara Wati dan sekertaris Mona.

Hal senada disampaikan juga oleh Ketua RT 0030/RW 006, bapak Hery Petrus Yamlean, hal ini menguatkan pernyataan sekertaris Mona. Dimana, Hery Petrus Yamlean saat kejadian juga berada di lokasi serta melihat sendiri kejadian sebenarnya.

 

Hery Petrus Yamlean menyebutkan bahwa kantor sudah buka sejak pukul 07.50 pagi dengan staf yang siap melayani masyarakat yang datang.

Oleh sebab itu Hery Petrus Yamlean mengingatkan, agar dalam pengambilan gambar hendaknya dilakukan dengan komunikasi terlebih dahulu.tuturnya.(MM10)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *