AMBON, MM. – Kerajaan Inggris atau Britania Raya menggelar pemilu perdana menteri hari ini, Kamis (4/7). Pemilu ini disebut-sebut akan mengakhiri 14 tahun pemerintahan Partai Konservatif.
Dilansir dari CNN, tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh wilayah Inggris kini sudah resmi dibuka, dan akan ditutup pada pukul 10 malam waktu setempat.
Sebanyak 50 juta orang terdaftar sebagai pemilih, dengan syarat minimal usia 18 tahun lebih pada hari pemungutan suara.
Warga yang dapat memilih di antaranya warga negara Inggris, warga negara Irlandia, atau warga negara Persemakmuran yang memenuhi syarat. Surat suara diberikan secara langsung, melalui pos, atau melalui perwakilan.
Untuk dapat memilih, pemilih harus membawa kartu identitas untuk memberikan suara. Ini menjadi pemilu nasional pertama yang mewajibkan hal itu, meski sudah diberlakukan sejak pemilu daerah sejak 2023.
Menurut jajak pendapat terbaru, pemilihan PM Inggris kali ini bakal mengakhiri 14 tahun pemerintahan Partai Konservatif yang kini dipimpin Rishi Sunak.
Dilansir Reuters, jajak pendapat menunjukkan Partai Buruh unggul lebih dari 20 poin atas Partai Konservatif.
Lembaga survei YouGov memperkirakan Partai Buruh dapat memenangkan 425 kursi, sementara Partai Konservatif memperoleh 108 kursi. Jika benar demikian, ini akan menjadi jumlah perolehan kursi terendah bagi Partai Konservatif dalam kurun waktu 200 tahun.
Ada tiga nama yang disebut-sebut unggul dalam pemilu kali ini, di samping beberapa kandidat lain dari partai minoritas.
\Mereka di antaranya Nigel Farage dari Partai Reform UK, Rishi Sunak sang petahana dari Partai Konservatif, dan Keir Starmer dari Partai Buruh.
Tiga kandidat PM Inggris lainnya berasal dari partai minoritas di parlemen Inggris. Ketiga kandidat PM ini yaitu Ed Davey dari Partai Demokrat Liberal, John Swinney dari Partai Nasional Skotlandia (SNP), dan Carla Denyer dari Partai Hijau. (CNN Indonesia)