Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Jhon Laipenni: Gubernur Maluku Tidak Pernah Singgung Adat MBD, Klarifikasi Diperlukan

12
×

Jhon Laipenni: Gubernur Maluku Tidak Pernah Singgung Adat MBD, Klarifikasi Diperlukan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON, MM. – Hal ini disampaikan, Jhon Laipenni pada  hari Rabu (6/8/2025) dalam rapat  resmi yang berlangsung di DPRD Provinsi Maluku.

 

Pernyataan ini disampaikan menanggapi polemik yang mencuat pasca sambutan Gubernur Maluku dalam perayaan HUT Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Fraksi Gerindra menyatakan keberatan atas tudingan yang menyebut Gubernur tidak menghormati adat-istiadat MBD dan KKT.

 

“Saya tegaskan, dalam pidato Gubernur tidak ada satu pun bagian yang menyinggung adat atau budaya MBD. Tuduhan bahwa beliau tidak menghormati proses adat sangat kami sayangkan,” ujar Laipenny.

 

Ia meminta secara langsung kepada anggota DPRD dari Fraksi PDIP, Yani Noah, agar segera mengklarifikasi pernyataan yang telah menyulut kesalahpahaman di tengah masyarakat.

 

“Kalau memang yang keliru adalah judul berita atau penyampaian wartawan, maka segera klarifikasi. Jangan membenturkan pernyataan Gubernur dengan adat istiadat. Ini bisa menimbulkan keresahan,” tegasnya.

 

Soal Sopi : Bukan Legalisasi, Tapi Industrialisasi Laipenny juga meluruskan isu terkait pernyataan tentang minuman tradisional “sopi”, yang ramai diperbincangkan publik.

 

Ia menekankan bahwa bukan berarti pemerintah ingin melegalkan sopi dalam bentuk bebas edar, melainkan ingin mengolahnya secara profesional lewat investasi industri yang mengikuti regulasi Kementerian Perindustrian.

 

“Ini bukan soal halal atau haram atau bukan legalisasi. Tapi bagaimana kita bisa mengolahnya menjadi produk bermerek, berlabel, dan bernilai ekonomi. Jika alkohol di bawah 70%, itu bisa masuk kategori industri minuman. Sopi tidak akan lagi dijual sembunyi-sembunyi, tapi dipabrikasi,” tukasnya.

 

Selain itu Laipenny juga mengungkapkan bahwa  langkah Gubernur adalah bagian dari upaya menarik investor untuk mengelola potensi lokal menjadi sumber ekonomi baru yang sah, seperti yang dilakukan di daerah-daerah lain di Indonesia.

 

Sementara itu Fraksi Gerindra Minta Semua Pihak Menahan Diri.

Menutup pernyataannya, Laipenny mengimbau agar semua pihak tidak sembarangan memberikan pernyataan yang bisa menimbulkan keresahan, apalagi yang menyangkut isu adat dan budaya yang sangat sensitif di Maluku.

 

Sebab “Pak Gubernur adalah anak adat, beliau paham dan menjunjung tinggi budaya semua daerah di Maluku. Jadi sangat tidak pantas jika ada yang menyatakan beliau tidak menghormati adat. Kami minta ini diluruskan, demi kehormatan bersama,” pungkasnya.(MM10)

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *