PIRU,MM. – Insiden keracunan yang dialami ratusan siswa di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku,Senin (20/10), berdampak pada penutupan sementara seluruh dapur makanan bergizi gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kabupaten setempat. Kebijakan ini diambil oleh Pemerintah Kabupaten SBB.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBB, Gariman Kurniawan mengatakan, penutupan sementara semua dapur MBG di wilayah SBB dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan kasus serupa kembali terjadi.
“Sebagai langkah antisipasi, sementara ini kita sudah keluarkan surat untuk menghentikan sementara penyaluran makanan bergizi di semua dapur MBG di SBB,” kata Gariman, Selasa (21/10/2025).
Penutupan dilakukan sambil menunggu hasil uji sampel di BPOM Ambon. Selain itu, pihaknya akan datang dan melihat langsung setiap dapur yang mengelola MBG.
“Nanti mulai Jumat besok kita akan lakukan inspeksi ke semua dapur MBG, kita akan cek semuanya,” ucap Gariman.
Sebelumnya ratusan siswa di empat sekolah yakni SD Inpres Talaga Ratu, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Seram Bagian Barat, SMA Negeri 1 Kairatu dan Taman Kanak-kanak Talaga Ratu di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku mengalami keracunan usai menyantap hidangan MBG pada Senin (20/10/2025).
Adapun hidangan yang disajikan bagi ratusan siswa di tiga sekolah tersebut yakni nasi putih, telur, tahu dan sayur.
Usai menyantap hidangan tersebut, ratusan siswa kemudian mengalami gejala mual dan muntah serta diare dan pusing kepala. Mereka kemudian dilarikan ke Puskesmas Kairatu dan Puskesmas Waimital untuk penanganan lebih lanjut.
Kadis Pendidikan Kabupaten SBB, Shunah Umayah Patty yang dikonfirmasi via seluler menyebutkan, jumlah korban siswa keracunan MBG bisa mencapai lebih dari 100 siswa, dari data awal 52 siswa.
Sebagian besar korban telah dirujuk ke Puskesmas Kecamatan Kairatu dan Puskesmas Wamital SBB karena kondisi yang mengkhawatirkan.
Evaluasi Penyaluran MBG
Anggota DPRD Kabupaten SBB, Fredy Pentury meminta Bupati SBB, Asri Arman untuk segera mengevaluasi penyaluran MBG oleh mitra dapur bergizi yang ada di Kecamatan Kairatu, SBB.
“Karena sesungguhnya penyaluran MBG ini tidak steril dan kami menduga tidak memenuhi standarisasi. Faktanya puluhan peserta didik mengalami keracunan usai menyantap MBG,” ucapnya
Politisi PDI Perjuangan itu juga meminta agar SPPG Kabupaten SBB untuk menghentikan sementara penyaluran MBG oleh mitra dapur bergizi yang sementara dalam masalah.
“Harus dihentikan sambil menunggu hasil uji lab BPOM. Kami tidak mau kejadian ini kembali terulang, dan anak didik yang menjadi korban,” kata Pentury
Disisi lain, Pentury mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan petugas medis di Kecamatan Kairatu, SBB dalam menangani siswa-siswa keracunan MBG.(R-L)