AMBON,MM. – Sebuah langkah besar menuju kemandirian pangan dan penguatan ketahanan pangan lokal Maluku diwujudkan, Kamis (20/11/2025), dengan penanaman Hotong pada lahan seluas 1 hektar di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura, Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon.
Penanaman ini merupakan kerja sama antara Dinas Pertanian Provinsi Maluku dan GP Ansor, yang juga didukung oleh PT Suryaqua Teknologi Indonesia melalui penyediaan satu unit pompa tenaga surya yang akan digunakan di lahan BBI Telaga Kodok, menjadi simbol dari komitmen pemerintah Provinsi Maluku untuk menjadikan Hotong sebagai pangan lokal bernutrisi tinggi yang dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat Maluku, sekaligus menjaga keberagaman sumber daya alam yang ada.
Hadir dalam penanaman Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath mewakili Gubernur, bersama jajaran Forkopimda, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, serta berbagai tamu undangan lainnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur Maluku, yang menginginkan pengembangan Hotong sebagai komoditas pangan lokal yang memiliki potensi besar. Hotong (Setaria italica L. Beauv), yang dikenal juga sebagai international foxtail millet, adalah tanaman asli Pulau Buru yang telah terdaftar sebagai varietas lokal di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian dengan nomor pendaftaran 37/PVL/2011.
Tanaman ini terbukti unggul dari segi ketahanan terhadap kekeringan, kebutuhan air yang rendah, serta dapat tumbuh di tanah marginal, menjadikannya solusi ideal bagi pertanian di wilayah dengan tantangan alam yang berat.
Wakil Gubernur Abdullah Vanath dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan Hotong ini juga sebagai bagian dari upaya untuk mendorong swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
“Penanaman Hotong adalah langkah konkret kita untuk mendukung ketahanan pangan. Hotong bukan hanya sebagai alternatif pangan, tetapi juga sebagai sumber pendapatan bagi petani, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar Vanath.
Selain itu, penanaman ini juga menjadi momentum kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Salah satu bentuk dukungan konkret datang dari PT. Suryaqua Teknologi Indonesia, yang turut serta dalam penyediaan pompa tenaga surya untuk mendukung sistem irigasi di lahan pertanian BBI Telaga Kodok. Dengan teknologi ini, para petani dapat mengakses sumber daya air tanpa bergantung pada listrik atau BBM, yang tentunya mengurangi biaya operasional dan menjaga keberlanjutan usaha tani.
Dengan dimulainya penanaman Hotong, diharapkan bukan hanya meningkatkan ketahanan pangan lokal, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Maluku, terutama para petani. Hotong, dengan segala keunggulannya, berpotensi menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya dikonsumsi secara lokal, tetapi juga berpotensi untuk dipromosikan ke pasar nasional dan internasional.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Pemerintah Provinsi Maluku akan terus mendorong para petani untuk mengembangkan berbagai komoditas pangan lokal, menjaga keberagaman tanaman lokal, serta memanfaatkan teknologi pertanian terbaru.
“Ke depannya, kami berharap gerakan ini tidak hanya berhenti pada Hotong, tetapi juga mengembangkan potensi komoditas lokal lainnya, agar Maluku menjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan,” tutup Wakil Gubernur Abdullah Vanath.
Menjaga Warisan Pangan Lokal
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin, mengungkapkan rasa bangganya terhadap partisipasi Gerakan Pemuda Ansor dalam penguatan ketahanan pangan di Maluku.
“Hotong adalah warisan pangan lokal yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari nasi, papeda, bubur, dan lainnya. Kami percaya, jika kita menjaga dan merawat varietas lokal seperti ini, bukan hanya meningkatkan kemandirian pangan, tetapi juga mengangkat derajat petani dan memberdayakan masyarakat,” kata Addin.
Pentingnya menjaga dan melestarikan varietas lokal seperti Hotong ini juga ditegaskan oleh Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda, yang menyatakan bahwa Hotong memiliki potensi besar untuk dikembangkan di seluruh Maluku, bahkan di luar Pulau Buru.
“Kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah Provinsi Maluku untuk mengembangkan Hotong sebagai pangan lokal bernutrisi tinggi, serta mendukung penguatan ketahanan pangan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujar Ilham Tauda.
Inovasi Gubernur yang diimplementasikan Dinas Pertanian Maluku ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Maluku dapat mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan, memberikan kesejahteraan bagi petani, dan menjaga kelestarian alam untuk generasi yang akan datang.(MM-9)

















