AMBON,MM. – Suasana Kota Ambon sempat tegang di tengah aksi unjuk rasa, Senin (1/9/2025). Namun ada pemandangan berbeda. Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa bersama Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto, Pangdam XV/Pattimura Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, Danlanud Pattimura, serta Danlantamal IX Ambon memilih tidak hanya memantau dari balik meja.
Menggunakan motor, mereka berkeliling kota. Bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk menunjukkan bahwa pemimpin ada di tengah rakyat, merasakan denyut situasi yang sama, sekaligus memberi pesan bahwa Maluku adalah rumah damai yang harus dijaga bersama.
Patroli dimulai dari Mapolda Maluku di Tantui, lalu melintasi pertigaan Talake hingga Jalan A.Y. Patty. Jalanan sepi, sebagian besar sekolah diliburkan demi menjaga ketenangan. Namun di balik suasana lengang itu, hadir sinyal kuat bahwa negara hadir, bukan dengan intimidasi, tetapi dengan kebersamaan.
Usai patroli, Gubernur Lewerissa menyampaikan pesan yang menyejukkan hati.
“Sebagai Gubernur, saya bersyukur karena Maluku tetap terkendali. Aksi demo adalah bagian dari demokrasi, tapi jangan sampai merusak persaudaraan. Saya percaya, semua elemen di Maluku punya hati untuk damai,” ujar Lewerissa dengan nada teduh.
Ia menekankan bahwa kekuatan Maluku bukan terletak pada jumlah aparat atau kekerasan, melainkan pada kesadaran masyarakat menjaga hubungan baik antarsaudara.
“Maluku ini milik kita semua. Kalau kita jaga dengan cinta dan kebersamaan, maka tidak ada badai yang bisa meruntuhkan kita. Energi kita bukan untuk berkonflik, tetapi untuk membangun masa depan anak-anak Maluku,” tambahnya.
Patroli ini bukan hanya urusan teknis keamanan, melainkan simbol kehadiran pemimpin yang menolak berjarak dari rakyat. Gubernur dan Forkopimda memberi pesan: Maluku adalah tanah rukun, dan persaudaraan jauh lebih berharga daripada perpecahan.(MM-9)