Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Gubernur Kawal Ketat Program MBG: 76 Ribu Anak Sudah Terlayani, Sentra Produksi Lokal Jadi Strategi Utama

14
×

Gubernur Kawal Ketat Program MBG: 76 Ribu Anak Sudah Terlayani, Sentra Produksi Lokal Jadi Strategi Utama

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto menjadi fokus perhatian serius kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath.

 

Pemerintah Provinsi Maluku terus memperkuat koordinasi dan kesiapan infrastruktur dalam mendukung pelaksanaan program MBG.

Dalam hasil rapat evaluasi yang digelar baru-baru ini, Juru Bicara Pemerintah Provinsi Maluku, Kasrul Selang menjelaskan langkah-langkah strategis yang tengah dilakukan, sekaligus menegaskan komitmen Gubernur Hendrik Lewerissa dalam memastikan program ini berjalan maksimal di seluruh di daerah.

 

Gubernur, kata Juru Bicara, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah menghibahkan maupun meminjam-pakaikan lahan untuk pembangunan dapur MBG atau yang kini disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Lahan-lahan tersebut nantinya akan diserahkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk diverifikasi dan ditetapkan sebagai titik SPPG.

 

“Sampai saat ini sudah ada 21 SPPG tersebar di 11 kabupaten/kota. Untuk tambahan 11 dapur MBG baru, kita tinggal menunggu satu sertifikat dari Kabupaten Buru Selatan, dan setelah itu akan langsung dikirim ke BGN untuk diproses,”ujar Kasrul diruang kerjanya, Senin (29/7/2025).

 

Ia menyadari, pelaksanaan MBG di Maluku tidak bisa disamakan dengan wilayah daratan. Dengan kondisi geografis kepulauan, estimasi jarak maksimal antara dapur dan sekolah ditetapkan 6 kilometer atau 30 menit waktu tempuh.

 

“Kalau jumlah siswa mencapai 3.000, maka bisa dibagi menjadi dua dapur. Ada standar konversi biaya. Misalnya, dapur kecil yang melayani 1.000 siswa membutuhkan anggaran Rp1 miliar untuk pembangunan dan peralatan,” jelasnya. Oleh karena itu, usulan disampaikan ke BGN agar tidak menyamaratakan kebutuhan provinsi daratan dan kepulauan.

 

Dalam pelaksanaannya, dapur MBG setiap kabupaten/kota akan memiliki tiga dapur, satu dikelola provinsi, dua dikelola pemerintah kabupaten/kota

 

 

Kesiapan Fasilitas dan SDM BGN

 

Gubernur juga telah menyiapkan dukungan logistik dan fasilitas untuk kedatangan 70 orang petugas BGN yang akan ditugaskan di Maluku. Kantor BGN akan difasilitasi oleh Pemprov, termasuk rencana lokasi di kawasan Pasar Higienis atau Karang Panjang, Kota Ambon.

 

“Ini program besar. Maka kita harus sukseskan. Pak Gubernur sudah siapkan semuanya, termasuk fasilitas pendukung dan kesiapan infrastruktur,” katanya.

 

 

Mitigasi Krisis Suplai dan Risiko Inflasi

 

Di sisi lain, Gubernur juga mewanti-wanti agar jangan sampai terjadi monopoli distribusi bahan pangan, apalagi krisis suplai yang bisa memicu inflasi. Saat ini, Maluku diperkirakan membutuhkan layanan makanan untuk sekitar 540 ribu siswa. Jika dihitung dengan estimasi Rp15 ribu per anak per hari, maka perputaran dana mencapai triliunan rupiah per tahun.

 

“Inilah alasan mengapa Gubernur sudah perintahkan Dinas Pertanian dan dinas teknis lainnya untuk segera menetapkan sentra produksi lokal. Sentra telur, daging, dan hortikultura harus jelas dan terdistribusi,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, jangan sampai terjadi fenomena pasar tradisional kehabisan stok karena bahan-bahan dihabiskan oleh SPPG. Maka yang didorong adalah sistem yang kuat dan mandiri dari daerah.

 

Merespons isu kasus belatung dalam makanan MBG di salah satu sekolah di Desa Seri, Pemprov Maluku memastikan pengawasan ketat diterapkan. Setiap SPPG  memiliki tiga tenaga ahli gizi yang memeriksa kuantitas, kualitas, dan higienitas makanan sebelum dikonsumsi oleh anak-anak.

 

“Kalau SOP itu dijalankan dengan baik, maka kasus semacam itu tidak boleh terjadi. Kita juga dorong masyarakat dan petugas untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan atau Balai POM bila ada temuan yang mencurigakan,” tegasnya.

 

 

Data Capaian MBG

 

Berdasarkan data terakhir per Juli 2025, program MBG di Maluku telah menjangkau 76.000 penerima manfaat, tersebar di 22 SPPG, termasuk di Kota Ambon (7 SPPG), Maluku Tengah (4), Seram Bagian Barat (5), Buru Selatan (2), Kota Tual (1), Maluku Tenggara (1), Maluku Barat Daya (1). Rinciannya meliputi Balita: 2.426, PAUD 2.740, RA 2.054, TK 3.299, SD 33.115 dan sisanya  SMP, SMA/SMK-SLB serta kelompok ibu hamil dan menyusui.

 

Evaluasi juga menyertakan pengukuran pertumbuhan anak (berat badan dan tinggi badan) sejak pelaksanaan perdana program ini saat kunjungan Wakil Presiden RI ke Ambon, Januari 2025 lalu.

 

Program MBG bukan semata proyek konsumsi, tetapi proyek masa depan generasi Maluku. Gubernur Hendrik Lewerissa telah menetapkan strategi menyeluruh dari penyiapan lahan, dapur, tenaga, hingga rantai pasokan lokal. Kini, tinggal kesiapan semua pihak untuk mengeksekusinya dengan satu tujuan, mewujudkan anak-anak Maluku yang sehat, cerdas, dan bergizi baik.(MM-9)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *