AMBON,MM. – Pemerhati masalah sosial Kemasyarakatan Provinsi Maluku, Drs. Herman Siamiloy mengatakan, musibah terbakarnya empat kapal di Pelabuhan Tulehu, 4 Oktober 2019 lalu, diduga akibat kelalaian dari Anak Buah Kapal (ABK) KM. Taman Pelita.
Hal ini dikarenakan jika melihat dari kronologis kejadian kebakaran, maka pada saat itu kapal KM. Taman Pelita siap untuk diberangkatkan dengan muatan yang banyak. Itu berarti mestinya pada saat itu ABK standby di Kapal, namun ternyata ketika terjadi kebakaran sepertinya “tidak ada ABK di kapal”. Demikian antara lain penegasan Siamiloy kepada wartawan di Ambon Selasa, (17/6/2025).
Jika dilihat dari sebab akibat, terutama penyebabnya, masyarakat di Tulehu dan sekitarnya ikut menyaksikan musibah terbakarnya empat kapal, dimana menurut Pemerhati masalah sosial kemasyarakatan ini, musibah berawal dari adanya unsur kelalaian sehingga terjadi akibat.
Selanjutnya menurut Siamiloy, perkembangan selanjutnya ternyata ada korban sebanyak 3 kapal nelayan lain yang ikut terbakar yang menyebabkan ada korban. Ironisnya para korban ini berupaya melakukan pendekatan dengan pihak pemilik kapal sumber menyebarnya api, yakni Direktur PT. Sumber Rejeki, Ronny Rambitan alias Kiat, dengan maksud untuk membicarakan secara kekeluargaan, akan tetapi bahkan hingga saat ini para korban tidak diterima oleh Kiat, dengan alasan bahwa itu musibah.
“Tetapi menurut saya itu kelalaian. Kelalaian dari pada ABK dari pak Kiat menyebabkan terjadi kebakaran,”pungkasnya.(MM-3)