Jakarta, MM. – Massa dari berbagai elemen mengepung kawasan Gedung MPR/ DPR di Jakarta, hari ini, Kamis (22/8/2024). Mereka menggelar aksi demo menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR RI, Jakarta, hari ini, Kamis (22/8/2024).
Aksi demonstrasi ini bagian dari gerakan “peringatan darurat Indonesia” yang sudah viral di media sosial setelah DPR bermanuver mengabaikan putusan MK. Terpantau di platform media sosial X, aksi serupa juga terjadi di beberapa kota di Indonesia.
Darai pantauan, massa aksi mulai memadati kawasan depan Gedung DPR RI mulai pukul 10.20 WIB. Massa aksi terdiri dari berbagai elemen. Termasuk tampak sejumlah komedian seperti Cing Abdel, Mamat Alkatiri, Abdur Asryad, Bintang Emon, Yuda Keling, hingga Arie Kriting terlihat di depan DPR.
Jelang siang, massa mahasiswa juga terpantau ikut bergabung dalam aksi demo hari ini, mahasiswa dari beberapa kampus tersebut diantaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Budi Luhur dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Mahasiswa yang datang jauh lebih banyak. Setidaknya berkali-kali lipat dari awal. Sejauh ini sekitar 3.000-4.000 orang dari BEM SI, BEM UI dan kampus lainnya.
Semakin bertambahnya massa mahasiswa, massa buruh yang telah menggelar aksi sejak pagi mulai meninggalkan lokasi demo.
Sesaat setelah mahasiswa mengambil alih “panggung” aksi, situasi mulai tidak kondusif. Terlihat massa mulai membakar ban, mencoret dinding DPR, hingga melempari bambu dan botol minum.
Dari mana simbol Garuda Pancasila tersebut berasal?
Berdasarkan penelusuran di mediasosial, gambar itu merupakan tangkapan layar dari berbagai unggahan video Emergency Alert System (EAS) Indonesia Concept. EAS Indonesia Concept pada awal Desember 2022 mengunggah beberapa film pendek analog dengan genre horor dengan menggunakan emergency alert system atau sistem peringatan dini sebagai benang merah.
Dalam karya fiksi mereka, lambang Garuda Pancasila berlatar biru merupakan siaran darurat dari pemerintah ketika muncul ‘entitas asing’ yang membajak negara.
“Peringatan darurat terhadap warga sipil aktivitas anomali yang baru saja dideteksi oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” demikian bunyi peringatan.
“Jika Anda menyaksikan ini maka pemerintahan Republik Indonesia telah usai. Pemerintahan telah diambil oleh entitas [BUKAN MANUSIA].”
Misalnya, pada satu klip berdurasi 1 menit 41 detik, gambar itu digunakan untuk menginterupsi kartun anak-anak di mana entitas ‘Teddy Bear’ mengajak anak-anak yang menonton untuk loncat dari tempat tinggi.
Dalam satu klip lainnya bertajuk THE LAST BROADCAST [SIARAN TERAKHIR], lambang itu muncul dalam satu film pendek horor ketika Indonesia dikuasai ‘entitas asing’ dan pemerintahan runtuh.
Siaran itu adalah yang terakhir dari pemerintah Indonesia diiringi dengan lagu Indonesia Raya. (MM)