Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Benteng Duurstede Saparua, Selesai Direnovasi

92
×

Benteng Duurstede Saparua, Selesai Direnovasi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

SAPARUA,MM.- Beteng Durstede sebagai lambang kekuasaan penjajah bangsa Portogis yang dibangun Nicolas Schagen dan kemudian dirampas oleh bangsa Belanda kini sudah selesai direnovasi oleh bidang permuseuman Kantor Wilayah Pendidikan Dasar dan Menengah Provinsi Maluku.

Renovasi ini dilakukan karena bagian-bagian temboknya sudah termakan usia dan rehabilitasi sebelumnya oleh Dinas Parwisata tidak memenuhi persyaratan Bidang Permuseuman.

Example 300x600

Menurut pemerhati budaya Cak Aponno, untuk rehabilitasi benteng Duurstede dana yang dibutuhkan sebesar Rp.2 milyar.

Dia mengatakan, ada kemungkinan benteng Beverwijk di Negeri Sila, Pulau Nusalaut juga akan direnovasi.

Cak sendiri menurut pengakuannya sudah mendatangi benteng Beverweijk untuk melihat kondisi bangunannya yang mulai termakan usia.

Saparua Yang Dilupakan

Saparua adalah salah satu kecamatan yang tertua di Indonesia. Saparua sudah melahirkan pemikir-pemikir berkualtas di berbagai rezim yang memerintah di Negèri ini.

Kendati telah melahirkan pemikir-pemikir besar seperti DR Leimena yang merupakan orang kedua di neger ini dan menjadi Perdana Menteri Indonesi di zaman presiden Soekarno serta DR Siwabesy, Menteri Kesehatan dan sederet nama bessr lainnya serta melahirkan olahragawan berkelas dunia seperti Eliyas Pical, namun Saparua tetap saja ditinggalkan dan tidak berobah.

Daerah-daerah lain berlomba untuk memekarkan dirinya menjadi kabupaten akan tetapi Saparua tetap menjadi kecamatan.

Cak Aponno yang baru saja menyelesaikan tugasnya dalam merehabilitasi benteng Duurstede Saparua sangat menyesalkan kondisi kota Kecamatan Saparua yang bagaikan tidak terurus oleh kabupaten maupun provinsi.

Pemerhati budaya ini melihat dan merasakan sendiri bagaimana dia harus berkendara dari kota Kecamatan Saparua ke kampung halamannya di Porto, yang berjarak sekitar 5 kilometer.

Menurut Cak yang mengutip pembicaraan masyarakat setempat,
Kondisi jalan ini sudah sekitar 10 tahun tidak diperhatikan oleh Dinas Pekerjàan Umum Provinsi dan ditambal sulam saja.

Bahkan ada yang menjadi kubangan kalau turun hujan.
Untuk itu pemerhati budaya ini berharap agar Dinas PUPR Provinsi Maluku dapat mereleasasikan janjinya kepada anggota DPRD Maluku Tengah Demy Hattu, yang menyatakan kalau mereka akan membangun poros jalan tersebut.

Selain poros jalan Saparua ke pelabuhan laut Negeri Haria, Dinas PUPR juga dapat segera membangun poros jalan jurusan Hatawano.

Persetujuan Dinas PUPR ini selain diberikan kepada anggota DPRD Demy Hattu, janji ini juga telah diberikan kepada Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur Watubun beberapa waktu lalu.
Kini masyarakat Saparua menagih janji tersebut.(MM -01)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *