AMBON,MM. – Kepala SMA Negeri 5 Ambon, P.J. Saija, S.Pd. M.Si mengatakan, selama 6 hari sekolahnya sukses menyelenggarakan Ujian Sekolah tahun 2025 yang pembukaannya secara resmi dilakukan oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, secara serentak dengan menekan tombol token pada SMA Kristen YPKPM Ambon, Senin, 10/3/2025.
Penegasan ini disampaikan Saija kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat pekan lalu
Dikatakan hal yang sangat mendukung suksesnya pelaksanaan ujian sekolah pada SMA Negeri 5 Ambon di antaranya adanya dukungan Listrik dan Telkom yang stabil.
Dikatakan, pelaksanaan ujian di sekolahnya berlangsung dari hari Senin, 10/3/2025 dan berakhir pada hari Sabtu, 15)3/2025.
Menurutnya pada hari pertama pelaksanaan ujian, dirinya bersama-sama dengan pengawas dari SMA Negeri 4, SMA Negeri 9 dan SMA Negeri Siwa 5 beserta para siswa berada dalam ruangan aula untuk mengikuti pembukaan ujian secara virtual yang dilakukan oleh kepala Dinas Dikbud provinsi Maluku. Sesudah itu barulah dilanjutkan dengan ujian pada sesi pertama.
“Jadi SMA Negeri 5 ini melakukan kegiatan ujian sekolah ini berbasis komputer, ful komputer.
Jadi yang mengikuti itu sebanyak 312 peserta ujian Jadi kalau dibagi dalam 3 sesi maka 104 peserta pada sesi pertama 104 peserta pada sesi kedua dan 100 peserta pada sesi ketiga.”ujarnya.
Yang menariknya pelaksanaan ujian di SMA Negeri 5 ini diatur sedemikian rupa sehingga siswa muslim mendapat giliran pada sesi pertama sedangkan siswa non muslim dibagi dalam sesi kedua dan ketiga.
Hal ini dimaksudkan kepala sekolah agar bagi siswa yang muslim yang tengah melakukan ibadah puasa Ramadan agar bisa beristirahat setelah menyelesaikan ujian pada sesi pertama di pagi hari.
Sementara yang non muslim yang tidak menjalani ibadah puasa Ramadan diberikan kesempatan pada sesi kedua dan ketiga.
Selanjutnya menurut Saija, ketika ujian Sesi pertama selesai mereka akan kumpul dan diberikan pengarahan lagi oleh panitia ujian dan wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan sedangkan sesi kedua dikumpulkan di aula untuk menunggu giliran masuk di ruangan sehingga tidak ada kemungkinan para siswa saling berinteraksi sehingga tidak saling mencari tahu soal ujian dari teman-teman yang sudah mengikuti ujian pada sesi sebelumnya.
“Jadi kita buat supaya suasana ujiannya terjaga sehingga apa yang dipikirkan oleh anak bahwa soal ujian disusun oleh para guru di sekolah dan juga nanti diperiksa juga oleh guru di sekolah sehingga menganggap remeh.
Jadi yang kita jaga itu adalah Marwah ujiannya harus dijaga dengan ketat melalui pengawasan yang ketat juga.”tutupnya. (MM-3)