Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Festival Bentwng Duurstede Momentum BPKW XX Perkenalkan Benteng Duurstede Sebagai Ruang Publik

70
×

Festival Bentwng Duurstede Momentum BPKW XX Perkenalkan Benteng Duurstede Sebagai Ruang Publik

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Ratusan warga memadati area dalam Benteng Duurstede di Pulau Saparua, Maluku Tengah, saat gelaran Festival Benteng Duurstede 2025. Perhelatan yang berlangsung pada hari Rabu (10/12/2025) dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIT ini menandai babak baru fungsi benteng pertahanan abad ke-17 tersebut yang kini berhasil difungsikan kembali dari sekadar monumen sejarah menjadi ruang publik dan pusat ekspresi kebudayaan.

 

Festival dengan tema “Festival Benteng Duurstede 2025: Cagar Budaya dan Ruang Ekspresi, Merawat Tradisi, Menjaga Budaya” ini diinisiasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah sebagai bukti nyata kehadiran negara dalam merawat peradaban.

 

Dalam laporan penyelenggaraan, Kepala BPK Wilayah XX, Bapak Dody Wiranto, S.S., M.Hum., menegaskan bahwa festival ini dirancang bukan sebagai acara seremonial semata, melainkan pemicu untuk menjadikan Benteng Duurstede sebagai pusat kegiatan kebudayaan tahunan di Maluku. Beliau melaporkan keterlibatan sanggar seni dari Pulau-pulau Lease sebagai strategi BPK Wilayah XX membangun ekosistem pelestarian cagar budaya yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

 

Hadir memberikan arahan dan membuka festival, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., menyoroti pentingnya perubahan paradigma dalam memandang situs sejarah. Ia menyebut Saparua sebagai Pulau Kemenangan mengingat sejarah kesuksesan Kapitan Pattimura di lokasi tersebut dan menekankan agar benteng yang telah dipugar tidak kembali menjadi monumen mati.

 

Bapak Restu menginstruksikan agar BPK Wilayah XX dan pemerintah daerah terus mendorong konsep edukasi berbasis situs atau outing class agar siswa dapat belajar sejarah, kimia mengenai material benteng, hingga seni budaya secara langsung di lokasi.

 

Senada dengan hal tersebut, Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, S.P., M.A.P., menyambut positif inisiatif ini dan menegaskan komitmen Pemkab Maluku Tengah untuk terus bersinergi menjaga warisan dunia tersebut.

Sebelum sesi hiburan dimulai, BPK Wilayah XX memutar film dokumenter pendek terkait proses pemugaran Benteng Duurstede. Langkah ini dilakukan untuk menegaskan kepada publik bahwa pemugaran fisik dilakukan demi menyelamatkan benteng dari kerusakan struktural lebih jauh serta menciptakan ruang publik yang aman dan bermartabat.

 

Rangkaian acara juga diisi dengan penyerahan sertifikat HKI (Hak Kekayaaan Intelektual) Gula Merah Saparua, Baileo dan Upacara Obor Pattimura oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkum Maluku Bapak Dr. Syaiful Sahri, M.M., kepada Kepala BPK Wilayah XX. Dan Bupati Maluku Tengah.

Suasana benteng berubah menjadi pesta rakyat saat sanggar seni budaya yang ada di Pulau Saparua, Nuslaut dan Haruku tampil memukau, disusul aksi panggung musisi lokal Tesya dan Lexy, serta penampilan puncak dari Chaken Supusepa yang sukses membuat ratusan masyarakat bernyanyi bersama.

 

Menanggapi antusiasme tersebut, Kasubbag Umum BPK Wilayah XX, Bapak Stenli R. Loupatty, S.Pd., saat diwawancarai menyatakan harapannya agar kolaborasi BPK Wilayah XX dengan pemerintahan lokal di Saparua, mulai dari Pemkab Maluku Tengah, Kecamatan, Polsek, hingga Koramil Saparua dapat berlanjut ke acara dengan skala yang lebih besar.

 

Bapak Stenli berharap Benteng Duurstede tidak hanya dipandang sebagai monumen mati, tetapi bisa hidup, menjelma menjadi ruang publik yang ramah, serta menjadi kebanggaan masyarakat Saparua dan Maluku. (MM-3)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *