AMBON,MM. – Kepala Sekolah SMAN 6 Ambon, W. Mapussa, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan rasa bangga dan puas atas prestasi diraih oleh sekolahnya sebagai Juara III Lomba Gerakan Sekolah Menanam (GSM) tingkat Provinsi Maluku sesuai Kompetisi tersebut digelar dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
Dikatakan, capaian ini bukan hanya milik pimpinan sekolah, melainkan buah kerja keras seluruh civitas SMAN 6, mulai dari penjaga sekolah hingga para guru, siswa, dan orang tua.
“Apa yang kami dapatkan hari ini adalah sebuah kehormatan. Ini bukan kerja saya pribadi, tetapi hasil kebersamaan seluruh keluarga besar SMA Negeri 6 Ambon,” ujarnya.
Mapussa menjelaskan, keberhasilan tersebut lahir dari proses panjang yang melibatkan kerja sama erat antara pihak sekolah, orang tua murid, hingga masyarakat sekitar. Dari total bibit yang diterima, sekitar 400 tanaman dicoba dikembangkan, dan berhasil tumbuh kurang lebih 300 anakan. Proses ini pun tidak lepas dari tantangan, terutama cuaca ekstrem yang berubah-ubah.
“Kadang hujan ekstrem, tiba-tiba panas menyengat. Kami bukan ahli pertanian, tetapi melalui eksperimen dan rekayasa sederhana, termasuk membuat pupuk cair sendiri, akhirnya tanaman dapat tumbuh baik,” jelasnya.

Panen perdana yang dihasilkan berkisar pada 1 kilogram dari sekitar 60 polybag pertama. Saat ini, hasil panen cabai belum dipasarkan secara luas dan hanya dijual di lingkungan internal sekolah kepada guru dan orang tua murid.
Lebih jauh, program Gerakan Sekolah Menanam akan terus berlanjut dan diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran. Guru mata pelajaran PKU, Biologi, dan Prakarya akan mengelola kegiatan ini sebagai bagian dari nilai kokurikuler.
“Anak-anak harus mendapat pengalaman nyata. Ini pembelajaran kontekstual dan pembelajaran mendalam. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi melihat langsung proses hingga panen,” kata Mapussa.
Ia menambahkan, program ini juga melibatkan orang tua dan masyarakat dalam tim, sehingga pembelajaran menjadi lebih luas dan berdampak.
Apresiasi Pemerintah dan Bank Indonesia
Sebagai Juara III, SMAN 6 Ambon menerima piagam penghargaan, proyektor, tablet, serta sprayer untuk mendukung kegiatan bercocok tanam. Bank Indonesia turut memberikan apresiasi kepada seluruh peserta sebagai bagian dari dukungan terhadap pengendalian inflasi pangan.
Ketika disinggung soal latar belakang sekolah yang dikenal lebih unggul di bidang olahraga dan seni, Mapussa menegaskan bahwa inflasi adalah persoalan yang menyentuh semua lapisan masyarakat, tanpa memandang profesi.
“Inflasi itu masalah semua manusia. Cabai hari ini bisa tembus Rp100 ribu per kilo. Jadi semua harus terlibat, dan anak-anak perlu paham bahwa ini persoalan nyata,” tambahnya.
Menanam Sebagai Gaya Hidup
Mapussa juga mengapresiasi rencana pemerintah daerah yang ingin melanjutkan program menanam kepada ASN. Ia bahkan menyatakan kesiapan untuk ikut terlibat jika program tersebut diperluas.
“Setiap rumah punya pojok-pojok kosong. Kenapa tidak dimanfaatkan? Tanaman menyediakan oksigen bagi kita, dan kalau ada satu dua pot cabai di rumah, kita tidak perlu beli lagi,” katanya.
Ia berharap budaya menanam dapat menjadi gerakan berkelanjutan, tidak hanya saat lomba, tetapi sebagai gaya hidup masyarakat untuk membantu mengurangi tekanan inflasi, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih hijau.
Mengakhiri keterangannya, Mapussa menegaskan bahwa prestasi ini bukan titik akhir, tetapi awal dari semangat baru untuk terus berkembang. Target sekolah ke depan adalah meningkatkan produktivitas, dari 17 kilogram cabai menjadi 19 kilogram atau lebih.(MM-3)
“Penghargaan hari ini bukan akhir. Ini justru motivasi bagi kami untuk terus maju,” tutupnya.(MM-3)

















