Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DaerahHeadlineOlahraga

Viera Hetharie Disorot, Publik Desak Buktikan Aturan Resmi Tanpa Seleksi Terbuka

33
×

Viera Hetharie Disorot, Publik Desak Buktikan Aturan Resmi Tanpa Seleksi Terbuka

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON, MM. – Polemik seputar penetapan atlet Maluku untuk cabang atletik pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XVII 2025 Jakarta terus bergulir. Nama pelatih atletik SPOBDA Maluku, Viera Hetharie, kini menjadi sorotan, setelah pernyataannya yang menyebut sulit dilakukan seleksi ulang.

 

Sejumlah pemerhati olahraga di daerah menilai, pernyataan Viera tidak sejalan dengan regulasi resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang menegaskan bahwa POPNAS adalah ajang nasional bagi pelajar aktif, bukan wadah promosi bagi atlet binaan Sentra Pembinaan Olahragawan Berbakat Daerah (SPOBDA).

 

Lebih jauh, muncul dugaan adanya intervensi terhadap Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Maluku dalam proses penetapan atlet. Viera disebut-sebut berperan di balik keputusan Kadispora terkait daftar atlet yang dikirim ke ajang POPNAS.

 

Seorang sumber internal yang enggan disebut namanya, Senin (6/10), mengungkapkan bahwa kondisi internal instansi tersebut kini sedang bergejolak akibat tekanan dari oknum pelatih yang diduga memaksakan agenda pribadi.

 

“SPOBDA dan POPNAS itu dua hal berbeda. Jangan masukan aturan SPOBDA ke POPNAS. Ini ajang nasional antar pelajar, bukan kegiatan internal binaan,” tegasnya.

 

Ia menilai keputusan yang diambil telah mematikan kesempatan bagi atlet-atlet dari klub di kabupaten dan kota yang telah berlatih dan berprestasi di tingkat daerah.

 

“Keputusan itu memutus harapan banyak atlet muda di klub-klub. Mereka juga pelajar, dan punya hak ikut seleksi,” ujarnya.

 

Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) POPNAS XVII Tahun 2025, syarat keikutsertaan atlet cukup jelas: peserta harus pelajar aktif, dibuktikan dengan kartu pelajar atau surat keterangan sekolah, lahir maksimal tahun 2007, berstatus WNI, sehat, dan tidak terikat kontrak profesional. Artinya, tidak ada ketentuan bahwa atlet harus berasal dari SPOBDA.

 

Karena itu, publik kini mendesak Dispora Maluku untuk membuka dokumen resmi penetapan atlet POPNAS, termasuk dasar pertimbangan dan proses seleksi yang dilakukan.

 

“Kalau manajemen pembinaan kuat, seleksi bisa dilakukan jauh hari. Sekarang publik berhak tahu bagaimana penetapan itu dilakukan,” katanya.

 

Pernyataan Viera yang menyebut atlet yang dikirim “bukan atlet ece-ece” juga menuai reaksi keras. Publik menilai ungkapan itu tidak etis dan merendahkan atlet pelajar lain.

 

“POPNAS itu bukan soal nama besar, tapi wadah mencari bibit baru. Ucapan seperti itu tidak pantas keluar dari seorang pelatih,”sindir publik.

 

Kini desakan publik semakin kuat agar Dispora Maluku segera membuka dokumen resmi penetapan atlet POPNAS 2025 dan memberikan penjelasan terbuka. Transparansi dan keadilan menjadi tuntutan utama agar nama baik olahraga Maluku tidak tercoreng oleh dugaan rekayasa dan ketertutupan.

 

“Dispora harus berani tunjukkan bukti. POPNAS adalah milik seluruh pelajar Maluku, bukan hanya milik segelintir orang di SPOBDA,” pungkasnya(MM-9)

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *