Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
AmboinaHeadline

Ketua DPRD Ambon Bantah Isu Pemukulan dan Pesta Miras di Rumah Dinas

16
×

Ketua DPRD Ambon Bantah Isu Pemukulan dan Pesta Miras di Rumah Dinas

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

AMBON,MM. – Ketua DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela, dengan tegas membantah tuduhan di sejumlah media yang menyebut dirinya terlibat dalam aksi pemukulan terhadap salah satu staf DPRD Kota Ambon, Febry Patipeilohy atau yang akrab disapa Jimron. Dalam konferensi pers yang digelar di depan Ruang Transit Gedung A DPRD Kota Ambon, Senin (4/8/2025), Tamaela menyatakan jika tudingan yang berkembang di publik selama beberapa hari terakhir sama sekali tidak berdasar.

 

“Kami kumpul di sini karena maraknya pemberitaan yang menyudutkan saya dan lembaga. Atas prinsip keterbukaan, kami lakukan konferensi pers untuk meluruskan situasi sebenarnya,” ujar Tamaela didampingi Sekretaris Dewan Kota Ambon, Apries B. Gaspersz, S.STP., M.Si,; Evi Solisa, Humas DPRD Kota Ambon dan Jimron, Staf DPRD Kota Ambon yang diberitakan sebagai korban yang diduga dianiaya oleh Ketua DPRD Kota Ambon.

 

Di kesempatan itu, Tamaela menegaskan, insiden yang dialami oleh Jimron bukan terjadi di rumah dinasnya dan tidak ada kaitannya dengan dirinya maupun staf dan keluarga di rumah dinas. Ia bahkan menyebut jika saat kejadian, dirinya sedang berada di rumah dinas bersama para pekerja proyek fisik dari pihak ketiga.

 

“Saat kejadian hari Sabtu itu, saya juga kaget saat dikabari kalau Jimron dirawat di rumah sakit. Saya langsung hubungi istrinya dan bantu biaya perawatan. Tapi saya tekankan, tidak benar peristiwa itu terjadi di rumah dinas. Itu murni kejadian di luar, dan Jimron sendiri mengaku tidak tahu kejadiannya di mana dan siapa pelakunya,” ujar Tamaela.

 

Ia juga membantah adanya pesta minuman keras di rumah dinas sebagaimana diberitakan. Menurutnya, memang ada permintaan minuman yang dititipkan ke Jimron, namun itu hanya dua botol kecil untuk oleh-oleh karena ia berencana ke Jakarta atas tugas kedewanan.

“Tidak ada pesta miras. Saya titip minuman itu untuk oleh-oleh, bukan untuk konsumsi pesta. Masa saya Ketua DPRD berlaku seperti preman? Saya punya keluarga, saya punya anak-anak perempuan, saya jaga nama baik saya dan lembaga,” tegasnya.

 

Terkait tuduhan intimidasi kepada Jimron agar tidak membuka fakta sebenarnya, Tamaela membantah keras. Ia menyebut tidak memiliki kekuasaan untuk menekan staf, karena posisi Jimron berada di bawah Sekretariat Dewan, bukan di bawah koordinasinya langsung.

“Kalau saya bersalah dan pelakunya saya, kenapa saya harus bantu biaya pengobatannya? Ini murni empati karena saya pimpinan komisi tempat dia bertugas. Saya tidak punya kekuatan untuk membungkam siapa pun. Bahkan keluarganya pun sudah menyampaikan bahwa tidak yakin kejadian itu terjadi di rumah dinas,” tambahnya.

 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Jimron membenarkan bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti lokasi maupun pelaku kejadian yang menimpanya.

“Terus terang, saya tidak tahu kejadian itu di mana. Yang saya ingat, saya pulang dari rumah dinas dan setelah itu sudah tidak ingat apa-apa. Saya tidak menutupi apa-apa, dan saya tidak menyalahkan siapa pun. Saya sudah serahkan semuanya kepada Tuhan,” ujar Jimron dengan suara lirih.

 

Konferensi pers ini juga turut dihadiri Sekretaris DPRD Kota Ambon Evi Solisa serta sejumlah awak media cetak dan online. Ketua DPRD berharap klarifikasi ini menjadi ruang penjernih informasi di tengah simpang siur pemberitaan, serta menjadi pembelajaran untuk tetap menjaga integritas lembaga legislatif.(MM-3)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *