AMBON,MM. – Komitmen Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan percepatan pembangunan pertanian di Maluku, langsung ditindaklanjuti oleh jajaran Kementerian Pertanian. Hanya satu minggu setelah pertemuan Gubernur dengan Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Sudaryono; berbagai langkah konkret mulai terlihat.
Salah satunya, Direktur Alat dan Mesin Pertanian bersama sejumlah direktorat teknis di bawah Kementerian Pertanian telah menghubungi Pemerintah Provinsi Maluku, melalui Kepala Dinas Pertanian, Ilham Tauda untuk menindaklanjuti hasil pertemuan strategis tersebut.
Dalam waktu singkat, Pemprov Maluku telah mengirimkan data awal berupa Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) untuk program irigasi tersier dan cetak sawah seluas 3.600 hektar.
“Pak Wamen minta kami untuk lakukan rasionalisasi lagi terkait kebutuhan alat mesin pertanian. Itu juga sudah kami kirim per 10 Juli lalu,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilham Tauda, diruang kerjanya, Jumat (25/07/2025).
Tak hanya itu, dalam komunikasi terbaru, ia mengungkapkan Wamen menyampaikan penambahan alokasi lahan pengembangan komoditas pala dari sebelumnya 600 hektar menjadi 1.000 hektar yang akan dibiayai melalui APBN Perubahan tahun ini.
Langkah cepat ini merupakan hasil konkret dari pertemuan Gubernur Hendrik Lewerissa bersama Wamen Pertanian yang digelar beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Gubernur secara tegas menyatakan kesiapan Maluku untuk mendukung program prioritas nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni Swasembada Pangan, serta memperkuat Sapta Cita Pemerintah Provinsi Maluku.
Sekedar tahu, dalam pertemuan bersama Wamen, Gubernur menyampaikan beberala hal. Terkait target luas tambah tanam padi sawah 26.250 hektar, dengan realisasi hingga minggu kedua Juli mencapai 10.489 hektar. Target padi gogo: 9.314 hektar, dengan realisasi 3.286 hektar. Luas tambah tanam jagung: dari target 2.665 hektar, realisasi sementara 984 hektar. Untuk benih jagung masih dalam proses distribusi ke Maluku.
Ada juga usulan cetak sawah tahun 2026 seluas 3.664 hektar. Usulan irigasi tersier seluas 635 hektar dengan nilai anggaran mencapai Rp35 miliar melalui aplikasi SIPURI.
Selain itu, Pemprov Maluku juga mengusulkan kebutuhan alat mesin pertanian untuk membentuk brigade alat pertanian di provinsi, dengan rincian, Traktor roda 4: 90 unit, Traktor roda 2: 181 unit, Rice Transplanter: 75 unit, Pompa air: 150 unit, Kultivator: 93 unit, Combine Harvester besar: 50 unit, Dryer kapasitas 10 ton: 22 unit, Rice Milling Unit (RMU) kapasitas 6 ton: 20 unit, RMU kapasitas 3 ton: 14 unit, Cornsheller: 30 unit
Dalam bidang perkebunan, Gubernur juga mendorong pengembangan komoditas unggulan seperti cengkeh, pala, kelapa, dan kakao sebagai bagian dari strategi hilirisasi pertanian di Maluku. Fokus khusus diberikan kepada pengembangan kelapa dalam seluas 5.400 hektar, dari total potensi lahan 114.604 hektar dengan produksi sebesar 108.000 ton per hektar per tahun.
“Ini semua bagian dari roadmap pembangunan pangan dan pertanian kita. Kami tidak mau Maluku hanya jadi penonton. Kami ingin menjadi pemain utama dalam rantai pasok pangan nasional,” tegas Gubernur.
Dengan langkah cepat dan komunikasi intensif antara Pemprov Maluku dan Kementerian Pertanian, sektor pertanian Maluku segera naik kelas. Tidak hanya menjawab kebutuhan pangan lokal, tetapi juga membuka ruang besar untuk ekspor dan industri hilir di masa depan (MM-9)