AMBON, MM. – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), menggelar aksi demo di kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Kamis (10/7/2025).
Mereka menuntut agar pihak BPJN memperhatikan sejumlah ruas jalan di kabupaten Buru Selatan yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Adapun tuntutan mereka antara lain sebagai berikut berikut:
Pertama, meminta BPJN memprioritaskan jalan kecamatan Waesama, jalan kecamatan Namrole Kepala Madam, jalan kecamatan Namrole Leksula, jalan kecamatan Namrole Fenak Fafan dan jalan lingkar kecamatan Ambalau.
Kedua, meminta perhatian Khusus kepada BPJN untuk melihat infrastruktur pembangunan jalan Buru Selatan.
Ketiga, meminta kepada kementrian Balai Sungai untuk memprioritaskan pembangunan jembatan di wilayah kecamatan Waesama, Kepala Madam, Leksula, Fenak Fafan, dan Ambalau.
Keempat, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi memfasilitasi mobilitas masyarakat dan mempercepat distribusi berbagai kebutuhan
Mereka menurut agar bisa bertemu langsung dengan Kepala Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional untuk menyampaikan tuntutan mereka.
Aksi IMM ini berlangsung tegang karena terjadi insiden saling dorong-mendorong antara pendemo dan petugas yang melakukan penjagaan ketat agar gerbang pagar tidak rubuh.
Karena lama tidak di tanggap akhirnya mereka mulai tingkatkan aksi dengan memaksa masuk ke dalam kantor BPJN. Dengan cara mendobrak gerbang pintu pagar.
Setelah beberapa kali berusaha saling dorong-mendorong dengan polisi dan pihak keamanan BPJN akhirnya pintu gerbang dapat di terobos.
Kemudian barulah Humas BPJN Astrida Alfon menemui mereka untuk menerima tuntutan mereka mereka.Dan pendemo digiring ke ruang tamu kantor.
Namun karena lama menunggu di ruang tamu dan diabaikan mereka akhirnya memutuskan untuk kembali berdemo.
Terjadi lagi saling berteriak- teriak antara pendemo dan Humas.
Hingga akhirnya antara Humas dan para pendemo saling mengeluarkan kata kasar terutama di tunjukan oleh humas yang mungkin belum pernah terjadi selama ini.
Akhirnya keadaan dapat terkendali ketika polisi mengambil insiatif untuk dialog.Dan pendemo pun meninggalkan lokasi demo.(MM10)