AMBON, MM. – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia menjelaskan, Nilai ekspor Maluku Januari–April 2025 mencapai US$12,07 juta atau turun 27,53 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Disebutkan, sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$12,07 juta juga turun 27,53 persen. Nilai ekspor Maluku April 2025 mencapai US$0,51 juta atau turun 71,74 persen dibanding ekspor April 2024. Ekspor nonmigas April 2025 mencapai US$0,51 juta, turun 71,74 persen dibanding April 2024. Ekspor nonmigas Januari–April 2025 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$8,98 juta, disusul Hongkong US$2,94 juta, dengan kontribusi keduanya mencapai 98,72 persen.
Sementara ekspor ke negara kawasan luar Asia yakni ke Amerika Serikat sebesar US$0,15 juta dengan kontribusi sebesar 1,28 persen. Menurut pelabuhan muat, ekspor Maluku terbesar pada Januari–April 2025 dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso dengan nilai US$11,72 juta (97,15 persen), diikuti Pelabuhan Tual senilai US$0,34 juta (2,85 persen).
Sementara itu, menurut Kaban BOS, Nilai impor Maluku Januari-April 2025 mencapai US$116,80 juta atau turun 25,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan total impor, nilai impor nonmigas juga turun 91,38 persen menjadi US$7,83 juta.
Nilai impor Maluku April 2025 mencapai US$30,25 juta, turun 35,38 persen dibandingkan April 2024. Demikian juga dengan impor nonmigas turun 100,00 persen. Negara pemasok barang impor Maluku selama Januari-April 2025 adalah Singapura US$96,09 juta (82,27 persen), Malaysia US$20,04 juta (17,15 persen), dan Tiongkok US$0,67 juta (0,58 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$116,13 juta (99,42 persen) dan Asia lainnya US$0,67 juta (0,58 persen). Neraca perdagangan Maluku Januari-April 2025 mengalami defisit US$104,73 juta yang berasal dari surplus sektor nonmigas US$0,51 juta, sementara sektor migas defisit senilai US$30,25 juta.(MM-3)
