AMBON,MM, – Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Seno Ngutra menjelaskan, Gereja Katolik Universal di seluruh dunia, sementara berada di Tahun Yubelium Ordinari. Tahun Yubelium berarti tahun kudus/suci, yang dikhususkan untuk pengampunan dosa dan pelepasan hukuman karena dosa secara penuh.
Pengampunan dan pelepasan dosa secara penuh pada tahun Yubelium biasa dikenal dengan istilah indulgensi penuh.
“Indulgensi ini adalah rahmat pengampunan dalam tahun suci. Itu berarti esensi Tahun Yubelium adalah umat dibebaskan dari dosa, berkat adanya upaya pertobatan, amal kasih serta pengampunan sehingga terwujudnya kekudusan dalam hidup setiap anggota gereja.
Kekudusan hidup itu ditunjukkan dengan membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan,”kata Uskup dalam keterangan perssnya, kemarin.
Dasar Tradisi dan Alkitabiah Tahun Yubelium
Menurut Uskup, asal usul Tahun Yubelium dapat dijejaki dalam tradisi Yahudi berkaitan dengan tahun Yobel.
Yubelium berasal dari kata Ibrani Yovel, yang berarti tanduk biri-biri atau domba jantan yang dijadikan alat musik tiup dan ditiup untuk menandai tahun ke-50.
Tahun ke – 50 adalah tahun Yubelium bagi bangsa Yahudi, sebagaimana dikatakan dalam kitab Imamat 25:10: ”Engkau harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya.” Begitu pula dikatakan dalam Yesaya 61:1-2: “Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.”
Bagi bangsa Israel, Tahun Yobel berarti waktu bagi mereka untuk membangun kembali hubungannya dengan Tuhan dan kembali ke kehidupan yang adil dan bermoral. Dalam tahun ini juga mereka menantikan kedatangan Mesias Pembebas yang penuh belas kasih, yang juga membawa kebebasan bagi semua bangsa.
Dalam sejarah Gereja Katolik, Tahun Yubelium pertama kali ditetapkan untuk dilaksanakan pada tahun 1300 oleh Paus Bonefasius VIII. Dan sejak tahun 1475 Yubelium mulai dilaksanakan setiap 25 tahun hingga saat ini.
“Pelaksanaan Tahun Yubelium yang dilaksanakan setiap 25 tahun secara berkelanjutan ini disebut sebagai Yubelium ordinari/biasa. Alasan Yubelium Ordinari dilaksanakan setiap 25 tahun yakni agar setiap generasi dapat mengalami setidaknya satu kali tahun Yubelium Ordinari dalam hidupnya,”ungkap Uskup.
Selain Yubelium Ordinari, di dalam Gereja Katolik dikenal juga tahun Yubelium Extraordinary/luar biasa. Pelaksanaan Yubelium Extraordinary berkaitan dengan event atau peristiwa penting tertentu, contohnya: tahun 2015-2016 ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Yubelium Extraordinary Kerahiman Ilahi.
Pelaksanaan Tahun Yubelium Ordinari 2025 telah dimulai sejak 24 Desember 2024 yang ditandai dengan pembukaan pintu suci/porta sancta di Basilika Santo Petrus oleh Paus Fransiskus, dan akan diakhiri pada 6 Januari 2026. Tema untuk tahun Yubelium Ordinari 2025 ini adalah Peziarah Pengharapan (Pilgrims of Hope/Peregrinantes in Spem).
Tema ini telah termuat dalam Bulla Paus Fransiskus yang berjudul Spes Non Confundit (Harapan yang tidak mengecewakan) yang telah diterbitkan pada 9 Mei 2024 untuk menjadi pedoman pelaksanaan tahun Yubelium Ordinari.
Dalam Bulla tersebut Paus Fransiskus menekankan kembali penegasan Santo Paulus kepada jemaat di Roma bahwa pengharapan kepada Kristus tidak akan mengecewakan. Dan Tahun Yubelium adalah moment perjumpaan personal dan genuine dengan Yesus sebagai pintu dari keselamatan.
Uskup Seno menjelaskan, jika Gereja Katolik Keuskupan Amboina tidak hanya menjalankan tahun Yubelium Ordinari, tapi juga akan memasuki tahun Yubelium Keuskupan Amboina ke – 125 pada tahun 2027.
Tahun Yubelium keuskupan ke – 125 ini berhubungan dengan hari lahirnya Keuskupan Amboina. Hari lahir Keuskupan Amboina dihitung sejak penetapan Prefektur Apostolik Nugini Belanda pada 22 Desember 1902. Itu berarti pada tahun 2027 Gereja Partikular Keuskupan Amboina akan berusia 125 tahun.
Oleh karena itu, tahun 2027 ditetapkan oleh Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Seno Ngutra sebagai tahun sakral/kudus bagi umat Katolik Keuskupan Amboina.
Selanjutnya menurut Uskup, Tahun Yubelium Keuskupan ini menjadi kesempatan berahmat bagi seluruh umat beriman, Uskup, para Imam,
Biarawan/biarawati untuk merefleksikan perjalanan gereja Keuskupan Amboina, serta mengupayakan pengudusan hidup melalui pertobatan dan karya amal kasih. Selain rahmat Yubelium ini, gereja lokal Keuskupan Amboina akan merayakan juga HUT Episkopal ke-5 Mgr. Seno Ngutra pada tahun yang sama.
Semangat pembaruan dan pengembangan gereja dalam tahun Yubelium Keuskupan hendaknya tetap dipadukan dengan semangat palayanan Uskup Amboina sebagaimana termuat dalam motto kegembalaannya Duc in Altum sehingga gereja tidak hanya berfokus pada lapisan periferal tetapi gereja mampu merasakan dan mengalami kehidupan riil umat dan mengantarnya kepada keselamatan. (MM-3)